Minggu, 03 Oktober 2010

Art-Living Sos 2010 (A-9 Si Pussy...Sang Kucing

Dear Allz...

Ahaaaaaaaayyyy....halllooooww....ceria niiiih...ceriaaaaa....Kan hari libur lagi...hari Sabtu dan Minggu...hehe...Mau malas-malasan sejenak, atau mau rajin-rajinan membereskan rumah...yiiipppiieee....Apa pun...semoga yang teman dan sahabatku lakukan pada hari ini diiringi dengan keceriaan dan semangat yaaa...

Terasa nggak sih...waktu semakin cepat bergulir. Rasanya baru kemarin saya berseru-seru, menyerukan tentang Body, Mind and Soul...edisi hari minggu lalu...Eeeh, sekarang sudah nyaris hari Minggu lagi...Waktu seperti roller coaster...cepaaaat sekali berputar... penuh dinamika dan gejolak...

Bersyukurlah kita, seandainya masih berada di dalam lingkaran waktu dan dapat menepati janji-janji yang terukir di dalam jalinan waktu. Bersyukur juga kita, karena begitu banyak kesempatan dan peluang yang sudah kita miliki untuk diwujudkan. Dan itu menjadi catatan perjalanan yang membuat hidup kita semakin kaya.

Banyak kejadian yang kita lihat dan kita alami selama hari-hari ini...Ada hujan, ada panas...ada lancar, ada macet...ada suka, ada duka...ada hitam, ada putih...semua menjadi warna kehidupan...Semua itu akan menjadi berkah bagi kita, bila hati kita terbuka dan pikiran kita bisa memberi ruang untuk mencerna pengalaman itu sebagai bagian dari anugerah yang kita miliki...

Memang, tidak semua orang beruntung memiliki perasaan yang gembira dan ceria selalu...tapi sebenarnya itu kembali berpulang kepada diri kita sendiri. Memutuskan, apakah kita mau gembira dan bahagia, atau mau sedih dan bermuram durja. Sama dengan pilihan-pilihan hidup kita yang lain...mau menerima atau mau menolak...

Seperti pilihan kita tentang seekor kucing...mau menerima atau tidak. Mau memeluknya atau menyingkirkannya...hiyyaaaahhh....Apa hubungannya perasaan menerima dengan kucing ? hehehehe....Mari kita lihat saja...mari kita nikmati saja..

Mumpung teman dan sahabatku sedang bertanya-tanya...Mumpung hari ini kita sedang merenung untuk menyelaraskan body, mind and soul ...Saya sajikan saja cerita ringan tentang kucing....

Selamat mengeoooongg...ehh...Semoga berkenan...

Jakarta, 2 Oktober 2010


Ietje S. Guntur


♥♥♥


Art-Living Sos 2010 (A-9
Start : 28/09/2010 17:38:56
Finish : 29/09/2010 17:56:19
Edit : 02/10/2010 7:23:10



SI PUSSY...SANG KUCING

Saya baru tiba di rumah. Saat melangkah menapak anak tangga yang menuju ke pintu, saya melihat beberapa ekor kucing berbaring santai di situ. Halaaaah...kucing siapa ini ? Pikir saya. Selama ini saya memang tidak memelihara kucing.

“ Pus...enak bener, ya...pinggir dulu sana. Saya mau masuk .” Kata saya sambil membuka pintu. Kucing-kucing itu menatap saya sejenak, lalu berdiri dengan malas. Bergeser sedikit. Memberikan celah bagi saya untuk lewat.
“ Kucing siapa itu ?” tanya Pangeran Remote Control, suami saya, yang menyusul di belakang .
“ Nggak tahu, mungkin kucing liar atau kucing tetangga.” Sahut saya.
“ Wadduuuh...tiap hari di sini, lama-lama si kucing merasa tempat ini jadi rumahnya juga. “ Sambung Pangeran sambil mengibaskan koran, mengusir kucing yang sudah siap-siap selonjor lagi. Halaaah....

Saya masuk ke dalam rumah, dan membiarkan urusan si Kucing dan Pangeran di depan pintu. Sudah lama saya melihat kucing-kucing itu berkeliaran setiap pagi di depan rumah. Warnanya bermacam-macam, kelabu, kuning kecoklatan, belang tiga, hitam dengan bercak putih, dan putih bercak hitam ( eeeh...beda, kan ?).

Kadang kucing-kucing itu berjemur di teras rumah saya. Kadang bersantai di bawah pohon mangga di depan rumah. Tidak jarang, mereka pun iseng mengintai kolam ikan saya....dan menyantap ikan yang asyik berenang di situ. Saya beberapa kali memergoki kucing yang agak besar, duduk mencangkung di pinggir kolam, lalu dengan kecepatan seperti elang menyambar ayam, mereka pun menyambar ikan yang lengah di dalam kolam...hiiiksss....



Urusan saya dengan kucing tidaklah terlalu mesra. Sering on-off. Putus sambung. Mau dijauhi, dia datang mendekat. Mau didekati, ada perasaan enggan. Jadi deh...hubungannya seperti malu-malu mau...alias malu-malu kucing...hehehe...

Di keluarga saya, kucing termasuk hewan favorit yang nyaris selalu ada sepanjang jaman. Entah itu kucing liar, ataupun kucing peliharaan. Saya ingat, sejak saya kecil, berbagai jenis hewan ada di dalam dan di luar rumah. Menjadi peliharaan atau sekedar numpang lewat. Termasuk para kucing ini.

Ibu dan adik saya adalah penggemar kucing. Sementara ayah saya dan adik saya yang lain adalah musuh besar kucing...hihi...Dulu di rumah kami begitu banyaknya kucing, sampai setiap sudut ada kucing yang berbaring atau berlari-larian. Bahkan ibu saya selalu memberi nama panggilan bagi setiap kucing, dan menyediakan tempat makan khusus bagi kucing-kucingnya.

Adik saya malah lebih parah lagi. Dia bukan sekedar menyukai kucing, tetapi juga jadi pemulung kucing. Tidak boleh ada kucing terlantar di pinggir jalan, pasti dibawanya pulang ke rumah dan dirawat dengan baik. Tidak heran, rumah kami menjadi lebih mirip peternakan kucing...he he...

Berbeda dengan ibu dan adik , saya sendiri tidak pernah lagi memelihara kucing sejak kucing kesayangan saya dibuang oleh ayah saya. Ceritanya, semasa saya masih SD, saya pernah punya sekeluarga kucing. Salah satu anak kucing itu adalah peliharaan saya. Namanya Petra. Warnanya kuning belang bergaris-garis. Suatu ketika Petra dan saudara-saudaranya ketahuan oleh ayah saya sedang naik ke atas meja makan. Tanpa ampun lagi, mereka pun terpaksa dihukum, dan dibuang karena sudah mengganggu stabilitas di rumah kami.

Sebetulnya saya ingin agar Petra tetap di rumah. Tetapi kata ayah saya, lebih baik kucing-kucing itu dibuang bersama-sama, supaya ada saudaranya. Jadi sambil berlinang airmata, saya memasukkan Petra ke dalam mobil. Lalu mengantarkannya ke tempat di mana mereka akan mendapatkan makanan yang lebih banyak dan lebih baik.



Pengalaman saya dengan kucing di rumah ternyata tidak berhenti sampai di situ. Entah karena ada magnitnya, atau karena lingkungan rumah yang cukup menyenangkan . Seringkali rumah kami menjadi pangkalan tempat nongkrong para kucing dan keluarganya. Entah kenapa, banyak sekali kucing yang datang dan kemudian beranak-pinak di rumah kami. Kadang-kadang sebel juga sih...terutama kalau mereka sudah berkelahi dengan ributnya di pagar dan atap rumah. Kadang genteng rumah pun ikut bergeser dan menimbulkan kebocoran saat hujan turun.

Dari beberapa generasi kucing yang pernah mangkal di rumah kami, ada juga satu dua yang cukup berkesan. Salah satu diantaranya adalah tentang kucing yang bisu tuli...hehehe...bener lhooo...

Ceritanya begini...Suatu ketika , ada beberapa ekor kucing yang mangkal di rumah kami. Mereka kami beri makan agar tidak nyelonong masuk dan mencuri ke dalam rumah. Setelah kami perhatikan, ternyata salah seekor dari kucing itu tuli dan tidak bisa mengeong. Setiap kali kami masuk ke halaman rumah, dan dia membelakangi kendaraan, dia selalu diam tidak bereaksi. Walaupun sudah diklakson dan diteriaki dengan keras, dia tidak akan pernah menepi.

Suatu kali, entah bagaimana, tiba-tiba si Kucing yang berwarna hitam legam dengan garis putih mirip pita di bagian depan tubuhnya ini menjerit. Sungguh. Dia menjerit dengan suara yang aneh. Dan sejak itu, dia belajar mengeong dengan berbagai nada dan suara. Kadang sember, kadang cempreng seperti kaleng, kadang serak...Pokoknya heboh banget deh ! Bagusnya, sejak bisa mengeong, ia pun jadi lebih sigap melompat bila mendengar suara kendaraan atau orang yang datang mendekat . Rupanya selama ini dia tidak bisa mengeong karena dia tidak pernah mendengar suara meong-meong kucing lain, jadi dia tidak bisa meniru suara...Ahaaaa....

Masih cerita keluarga si Kucing yang ini. Suatu ketika kami pergi ke luar kota dan meninggalkan rumah tanpa ada yang menjaga. Ketika kami kembali dari perjalanan, dan saat saya membuka pintu, baru ketahuan bahwa salah satu pintu rumah kami tidak terkunci. Para kucing itu telah menjaga pintu rumah kami dengan berselonjor di sana sepanjang hari. Sejak itu, mereka pun resmi menjadi penghuni rumah kami, dan diterima dengan tangan terbuka. Tapi tetap dengan catatan : Kucing dilarang masuk ke rumah...hmmh....



Cerita tentang kucing barangkali tidak ada habisnya. Maklum, hewan berkaki empat ini telah begitu akrab dengan manusia. Sejak ribuan tahun lalu. Kucing malah dipercaya sebagai hewan suci bangsa Mesir kuno. Itu bisa kita lihat di dalam lukisan-lukisan dan ukiran yang tertera di berbagai piramid yang berhasil dibuka. Salah satu dewi kucing yang terkenal di Mesir adalah Dewi Bast. Dewi ini dianggap sebagai pelindung rumah dan pelindung ladang dari gangguan tikus.

Perjalanan kucing, yang semula adalah kucing liar menjadi kucing peliharaan juga membutuhkan waktu sangat panjang. Sekarang, kucing ini tidak sekedar menjadi kucing liar penghuni jalanan seperti kucing di sekitar rumah saya. Banyak orang yang memelihara berbagai jenis kucing dengan berbagai bentuk dan ketebalan bulu. Adik saya malah pernah punya kucing yang matanya berbeda antara mata kiri dan mata kanan. Unik ya...

Oya, kucing juga hewan yang inspiratif. Ingat film dan kartun Felix The Cat yang pernah populer beberapa tahun lalu ? Nama Felix itu memang diambil dari sebutan latin untuk kucing, yaitu Felix cattus. Si Felix kucing hitam yang jenaka itu tidak hanya lucu, tapi juga sangat cerdas dengan berbagai pemecahan masalah yang sering out of topic. Selain Felix the cat yang inspiratif, banyak lagi cerita-cerita tentang kucing. Bahkan ada iklan yang menggunakan simbol suara kucing sebagai pengingat...halaaah...ada-ada saja...

Kucing memang bisa menjadi sahabat, bila kita merawatnya dengan baik. Walaupun beberapa orang alergi terhadap bulu-bulu kucing, dan dapat mengakibatkan gangguan pernafasan, tapi tetap masih banyak orang yang menyukai kucing.

Belakangan, menurut beberapa penelitian mengenai hewan peliharaan, kucing termasuk salah satu hewan yang dapat mengurangi gangguan emosional pada anak-anak yang berkebutuhan khusus. Dengan memiliki dan memelihara hewan ini, mereka dapat menyalurkan emosinya, sehingga lebih sabar dan lebih bertanggungjawab.




Kembali kepada kucing...kembali kepada hubungan antara manusia dan hewan...Mengapa kita menyukai atau tidak menyukai kucing ?

Sama seperti pilihan hidup, kucing adalah salah satu pilihan. Kucing bisa berguna dan bermanfaat bila kita menggali potensi yang dimilikinya. Tapi dia pun bisa menyebalkan dan menjadi pengganggu di rumah bila kita tidak memperlakukannya dengan baik. Kucing bisa menjadi sahabat dan obat penyembuh luka hati, penghibur di kala sepi...tapi kucing pun bisa bikin jengkel kalau dia sudah mengeong-ngeong dengan suara sopran yang cempreng...

Hidup kitapun seperti itu...Apakah kita mau menjadi sahabat kehidupan yang dirindukan ? Atau kita harus menerima nasib dikibas-kibas dengan koran atau direlokasi ke tempat yang jauh agar tidak mengganggu stabilitas lingkungan....aaacchhh...




Jakarta, 2 Oktober 2010

Salam hangat,



Ietje S. Guntur


Special note :
Terima kasih untuk sahabatku Adith...kucing-mania...hehe...Juga adikku Bud & Titun - pemulung kucing...serta Mama, yang luar biasa dan sangat akrab dengan kucing...Terima kasih atas inspirasinya...Tapi aku belum bisa memelihara kucing lagi...hiiikss...cukup cerita ajalah...



♥♥♥

Tidak ada komentar: