Sabtu, 21 Agustus 2010

Art-Living Sos 2010 (A-8 Cicak di dinding

Dear Allz...

Halllloooowww.....teman dan sahabatku semua...Apakabaaaarrrr....??? Hmmm...semoga semua baik-baik, ya....Sudah beberapa hari nih puasa...semoga yang menjalankannya tetap dalam kondisi fit...lahir dan batin...

Konon puasa itu memang menyehatkan. Dan kalau diikuti prosedurnya, Insya Allah kita semakin sehat, karena ada waktu beristirahat bagi tubuh ini untuk mencerna makanan. Iya, makan memang perlu. Tetapi banyak sekali penyakit yang timbul justru dari makan dan makanan. Cara kita makan, dan jenis makanan yang kita pilih, kadang tidak cocok dengan kondisi badan kita....Akhirnya bukannya sehat, justru kita menjadi sakit.

Itulah...pilih-pilih makanan memang sangat perlu. Seorang ahli mengatakan, bahwa kita adalah apa yang kita makan. Hmm...maknanya bisa dalam sekali. Kalau kita makan daging, ya barangkali apa yang kita makan juga menjadi bagian dari diri kita. Kalau kita menyantap sayuran dan buah-buahan, kita pun bisa menjadi sesegar buah yang baru dipetik...eheeemmm...Seyogyanya kita memang bisa memilih makanan yang menyehatkan dan menghindari makanan yang merugikan, agar kita tidak sekedar panjang umur, tapi juga sehat terjaga sepanjang waktu...

Ngomong-ngomong soal makan, saya jadi ingat cicak di rumah saya. Lha....kok beloknya jauh sekali ya...hehehe...Iya, cicak atau cecak. Selama ini kita hanya tahu bahwa cicak makan nyamuk. Tapi ternyata ada cicak yang doyan nasi dan remah roti....he he...Tidak percaya ? Hmh...saya jadi ingin sharing tentang ‘piaraan’ saya yang satu lagi ini...Boleh, khan ?

Okelah...sambil menunggu waktu berbuka puasa atau waktu sahur...mari duduk dekat sini...dan hmm....buka mata, buka telinga, buka hati...barangkali kita bisa mendapat inspirasi dari kisah si Cicak ini...

Salam sayang buat semuaaaaa....

Jakarta, 20 Agustus 2010



Ietje S. Guntur


♥♥♥


Art-Living Sos 2010 (A-8
Jumat, 20 Agustus 2010
Start : 20/08/2010 11:21:27
Finish : 20/08/2010 13:52:47


CICAK DI DINDING

Cicak-cicak di dinding
Diam-diam merayap
Datang seekor nyamuk
Haaappp...lalu ditangkap

( Lagu Ciptaan : A.T. Mahmud)



Bulan Ramadhan. Saya sedang mempersiapkan makan sahur. Nasi dan lauk pauk...hmmh...sebetulnya sih hanya menghangatkan makanan sisa berbuka...hehe...dan minuman. Tiba-tiba mata saya terusik oleh pemandangan lucu. Dua ekor cicak ( ada juga yang menyebutnya cecak atau cak-cak) sedang berebutan sesuatu di kredensa tempat saya meletakkan rice cooker.

Saya tertarik, dan memperhatikan dengan seksama. Olalaaaa...ternyata kedua cicak itu sedang berebutan remah nasi yang tadi terjatuh ketika saya sedang menyendoknya...

Saya perhatikan lagi. Cicak yang lebih besar segera melarikan sejumput nasi di mulutnya, dan dikejar oleh cicak yang lebih kecil. Yang besar segera menghilang di balik kredensa, sedangkan yang kecil diam, sambil napasnya terlihat ngos-ngosan. Ohhh...kasihan, batin saya. Cicak ini ternyata doyan nasi juga.

Lalu saya ambil sejumput nasi hangat yang menempel di sendok nasi, dan saya letakkan di ujung tatakan yang ada di atas kredensa. Cicak itu berpaling sejenak. Matanya yang besar tampak berkedip-kedip. Tidak takut melihat saya. Lalu terlihat ia mendengus. Mungkin menghirup aroma nasi hangat yang harum. Saya tinggalkan, tapi dalam jarak pandang yang terjangkau. Si Cicak tampak bergerak pelan. Kemudian mencomot nasi itu...diam lagi...seperti mengemut...lalu pelan-pelan bergerak ke pojokan, menikmati santapan nasi hangatnya...hmmmhh..



Urusan percicakan ini memang bukan baru sekali ini terjadi di rumah saya.

Semasa ibu saya masih ada dan sering berkunjung ke rumah saya, kami berdua memiliki ‘peliharaan ‘ cicak. Saya punya cicak yang sejak kecil tinggal di bawah pesawat televisi di ruang keluarga, dan setiap malam selalu menunggu sajian remah kue atau roti yang ditaburkan di lantai dekat lemari TV. Semula saya tidak menyadari kalau si Cicak kecil ini doyan remah roti.

Awalnya setiap malam, sambil tiduran membaca koran dan menonton TV kadang-kadang saya ngemil makanan kecil. Remahnya terjatuh, dan sebelum sempat saya bersihkan, si Cicak kecil datang mengendap-endap untuk mengambil remah-remah itu. Hampir setiap malam begitu. Hingga suatu hari, saya lihat si Cicak kecil sudah tumbuh semakin besar. Dan dia pun semakin lincah merayap ke sana kemari. Tapi selalu kembali lagi ke bawah lemari TV. Mungkin itulah teritori, daerah kekuasaannya...ck ck ck...

Dia pun seperti tahu, bahwa saya akan menyediakan remah roti setiap kali duduk di situ. Suatu ketika saya tidak memiliki remah-remah roti, tetapi dia sudah mulai nekad. Dia mendatangi saya, dan merayap tidak jauh dari kaki saya. Saya mencoba menggodanya, mengusirnya dan tetap tidak memberikan remah roti. Ketika saya berjalan, dia mengikuti sambil merayap dari belakang...walaaaah...dasar nih si Cicak...pikir saya, sambil terus berjalan. Si Cicak tetap mengikuti. Akhirnya saya tidak tahan dan tertawa sendiri. Bagaimana coba, kalau hewan sekecil itu terinjak oleh kaki saya yang jauh lebih besar ?

Sejak saat itu kami pun bersahabat.

Kalau saya nonton TV dia dengan leluasa akan mondar mandir di dekat saya. Bahkan ketika saya kecapean dan berbaring di lantai beralas karpet, dia tanpa sungkan merayap mendekati dan nyaris menyentuh wajah saya...Barangkali dia mau mencium saya, ya ? Yeeee....jadi ngelunjak juga nih cicak...hahahaha...



Ngomong-ngomong soal cicak, mereka dikenal juga dengan nama keren lizard. Hewan reptil berkaki empat dan berekor panjang ini mudah ditemukan di mana saja. Di negeri-negeri tropis hingga di negeri empat musim, kita dapat menemukan cicak sebagai bagian dari lingkungan. Beberapa jenis cicak di antaranya yang paling kita kenal adalah cicak tembok , cicak kayu dan cicak gula.

Cicak ini umumnya hidup di alam bebas, di rumah atau pun di kebun. Ada beberapa jenis cicak, dan masing-masing jenis serta spesies memiliki ukuran serta warna tersendiri. Di rumah, kita mengenal jenis cicak yang berwarna agak putih pucat. Sedangkan di alam bebas dan di pohon, umumnya cicak berwarna gelap . Karena termasuk reptil kecil yang suhu tubuhnya tergantung cuaca di sekitarnya, maka bila dipegang, dia seperti agar-agar yang dingin dan empuk. Belum lagi kulitnya yang pucat dan nyaris transparan, membuat orang kadang geli atau jijik ketika memandangnya.

Di beberapa budaya, kehadiran cicak dianggap sebagai hewan yang sakral dan membawa hoki. Di budaya Bali, cicak dianggap sebagai representasi Dewi Saraswati, yaitu dewi yang melindungi berbicara dan menulis. Tetapi di budaya lain, salah satunya budaya Jawa yang saya ketahui, kadang-kadang cicak dianggap sebagai hewan mitos pembawa bencana . Kejatuhan cicak di kepala atau di pundak, sering dianggap sebagai pertanda sial atau paling tidak ada musibah yang akan menimpa...halaaah....

Padahal kita tahu, cicak yang memiliki kaki berperekat juga bisa gugup ketika merayap terbalik di langit-langit rumah . Akibat gugup itu kadang-kadang cicak terjatuh, dan menimpa apa saja yang ada di bawahnya. Kadang cicak pun suka iseng. Dia melompat dari satu dinding ke dinding lain. Kalau luput, ya...jatuhlah dia. Bagi yang jijik melihat hewan berkulit pucat ini, rasanya memang sial banget. Tapi kan mendingan kejatuhan cicak dari pada kejatuhan saudara jauhnya....Sang Tokek atau Buaya...hehehehe....

Sebetulnya apa sih fungsi cicak di dalam kehidupan kita ini ?

Yang jelas, cicak doyan makan nyamuk. Jadi kalau ada cicak, alamat rumah kita cukup aman dari nyamuk. Kadang cicak berburu nyamuk sambil berlari-lari di dinding, dan sangat ribut bila menemukan mangsanya. Tapi ketika rumah bersih dan nyamuk tidak ada, maka cicak ternyata cukup fleksibel untuk beralih pangan...menyantap nasi dan remah roti...hehehehe...Ada jenis cicak yang bahkan sangat suka gula dan yang manis-manis, sehingga tidak jarang ia kecemplung di dalam gelas kopi kita. Tentu maksudnya terjun ke situ bukan untuk begadang menikmati kopi...hiks hiks...

Selain sebagai pembasmi nyamuk, cicak masih memiliki kegunaan yang lain. Beberapa kalangan percaya bahwa cicak merupakan obat penyakit kulit.

Eeeh, saya jadi ingat. Semasa masih kecil dulu, saya sering diajak oleh ayah saya untuk berburu cicak-cicak di dinding. Kadang cicak dijepret dengan karet atau dikagetkan dan disabet dengan sapu. Cicak yang sudah mati lalu dijemur hingga kering, dan kemudian daging kering itu ditumbuk sehingga menjadi bubuk. Konon bila dimakan atau diminum, bisa mengobati sakit kulit yang membandel....yiiiiii.....

Saya sih belum pernah mencobanya. Tetapi seorang sahabat keluarga telah mencobanya, dan katanya sih, hasilnya cukup efektif...hek hek hek...



Ngomong-ngomong soal reptil rumahan ini, saya jadi ingat juga semasa anak saya , Si Cantiq masih balita. Dia sering sulit tidur bila tidak didongengkan. Saya sudah membacakan banyak sekali cerita dari berbagai buku, dan kadang saya sampai jatuh tertidur ketika membacanya. Tapi dia belum cukup puas. Terpaksalah....saya harus mengarang sendiri cerita-cerita lain agar dia bisa tidur. Salah satu diantaranya adalah tentang keluarga cicak yang ada di rumah kami.

Saat kami berbaring di ranjang, dan kelihatan cicak mondar-mandir di plafon kamar , maka mulailah saya mengarang cerita. Malah cicak di kamar kami telah kami beri nama, yaitu Chici dan Choco. Dari cerita-cerita itu, saya pun bisa memasukkan nilai-nilai moral dan nilai disiplin untuk anak saya. 

Suatu ketika, saat kami sedang asyik berbincang tentang Chici dan Choco, si Cantiq bertanya dengan lugu ,” Kalau cicak mau bobo, mereka cuci kaki dulu nggak ?”

Haaaaaahhhh......????? 

Sampai hari ini, setiap melihat cicak, saya jadi tersenyum sendiri... Saya tidak bisa menjawab pertanyaan si Cantiq. Jadi saya terpaksa ngeles saja selama bertahun-tahun. Cicak cuci kaki ? Hmmm... Ada teman dan sahabat yang mau menjawab ???



Jakarta, 20 Agustus 2010

Salam hangaaaaaattt.....cak ...cak...cak...



Ietje S. Guntur

Special note :
Terima kasih untuk Mama dan si Cantiq semata wayang yang menjadi inspirasi tulisan ini. Ketika saya sedang sendirian, cicak-cicak inilah yang menjadi sahabat...dan membangkitkan semangat...cihuyyy....




♥♥♥

Ide : 
20/08/2010 11:20:42
1. Cicak atau cecak adalah hewan reptil kecil yang merayap. Cicak banyak hidup di sekitar kita, di rumah ataupun di kebun.
2. Cicak rumah umumnya bertubuh kecil, gepeng, dan berkulit pucat. Ada beberapa jenis cicak, tetapi yang paling banyak adalah cicak yang berkulit putih pucat dan nyaris transparan.
3. Cicak dikenal doyan makan serangga, tetapi ketika dia tinggal bersama manusia, dia pun beradaptasi menyantap makanan yang sama, misalnya nasi, roti dan lauk pauknya.
4. Ketika anak saya masih kecil, cicak ini juga menjadi inspirasi cerita menjelang tidur untuk anak saya.
5. Di rumah saya sering ada cicak yang sudah bersosialisasi dengan keseharian hidup kami. Ada cicak penguasa TV, ada cicak penguasa rice cooker, dan ada cicak perambah meja makan.
6. Perilakunya lucu, walaupun kadang agak menjengkelkan karena mereka suka menyelinap ke bawah tudung saji.
7. Apa yang bisa kita pelajari dari cicak-cicak ini ?

Tidak ada komentar: