Rabu, 23 Desember 2009

Art-Living Sos 2009 (A-12 The Map is not...a Tutup Cangkir

Dear Allz...

Apakabaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrr..........??? Kok sepi-sepi aja niiih ? Hmm...tau deeeh...udah menjelang akhir tahun, yaaa ?? Udah mulai kendor...hehe... semangatnya tuh udah semangat liburan...semangat packing dan lihat-lihat peta perjalanan. Iya khaan ? Ngaku ajalah...hahaha...sama doooong...saya juga kok...

Namanya kita kerja sepanjang tahun ini, tentu perlu istirahat. Perlu berhenti sejenak, untuk berdiri dan melihat perjalanan yang lalu. Apa yang sudah kita lakukan. Dan selanjutnya...apa yang akan kita lakukan...

Hmmh...sebetulnya gampang kok untuk bisa berjalan ke depan, asalkan kita mau membuka diri. Semua kembali kepada diri kita. Mau terbuka atau tidak. Membuka pikiran...membuka hati...hhmhh..walaupun ini memang sulit sekali. Maklum...kita yang sudah enak dan terbiasa dengan territori kita, dengan wilayah kita...memang sulit beranjak dari titik kenyamanan atau comfort zone yang kita miliki...

Kalau saja kita mau belajar...kepada apa saja yang ada di sekitar kita. Semisal...tutup cangkir...

Ahaaaaa....pssstt...psttt...pasti penasaran, yaaa ? Uhuuuy....jangan lama-lama penasarannya. Nikmati saja hidangan kali ini...Okeeeey ?

Semoga berkenan...dan selamat liburan....


Salam hangat di hari-hari yang sejuk basah,

Ietje S. Guntur


Art-Living Sos 2009
Rabu, 23 Desember 2009
Start : 23/12/2009 9:14:20
Finish : 23/12/2009 11:10:44



The Map is not...a Tutup Cangkir ...


Seandainya saja hidup kita hanya sebesar tutup cangkir,
maka kita pun hanya bisa melihat dunia
sebatas cangkir yang kita tutupi...



Di kantor. Saya sedang membuat secangkir teh untuk sarapan pagi. Hmm...pagi-pagi begini memang enaknya teh panas manis... hehehe...nasgitel...panas legi kentel . Hhmm...ini nih istilah dari Jawa, tempatnya minuman teh manis mengiringi setiap aktivitas. Makan nasi pakai nasgitel, makan baso pakai nasgitel, Cuma nongkrong sambil ngemil juga minumnya pake nasgitel. Serasa nasgitel forever...

Kali ini saya meramu teh nasgitel Nusantara. Tehnya dari perkebunan teh Kajoe Aro Jambi. Manisnya pakai gula batu Probolinggo . Airnya...uhuuuy...air mineral kemasan dari mata air di Sukabumi. Waaawww....mantap...ini baru namanya teh nasgitel lintas budaya...Dari segenap penjuru Indonesia, bersatu di cangkir saya. Yang berwarna putih polos.

Dalam sekejap, teh berwarna coklat bening keemasan itu pun meluncur lancar membasahi tenggorokan saya. Menghanyutkan singkong goreng dan tahu goreng yang tadi sudah lebih dahulu menemani sarapan pagi saya bersama teman-teman dan sahabat. Alhamdulillah...pagi yang indah. Teh yang enak. Persahabatan yang akrab.

Selesai menyeruput teh, sampai tandas , saya mencari penutup cangkirnya. Nah, ini dia...tutup cangkir spesial. Yang hanya cukup untuk menutup mulut cangkir saya yang lebar . Supaya nanti cangkir saya bisa dipakai lagi, dengan menambah air mineral atau teh jilid dua yang biasanya suka menyusul beberapa waktu kemudian.



Ngomong-ngomong soal tutup cangkir ini, memang seperti sebuah benda yang penting dan tidak penting. Boleh ada, boleh tidak. Bila kita menggunakan cangkir sekali pakai, atau sekali saji, barangkali kehadiran tutup cangkir tidak begitu diperlukan. Begitu minuman terhidang, kita nikmati secepatnya, maka cangkir pun bisa dipinggirkan. Tidak perlu isi ulang. Tak perlu ada yang ditutupi lagi.

Namun, bila dalam kondisi seperti saya, ketika cangkir harus dipergunakan berulang-ulang, dengan pengisian yang saling bergantian, maka kehadiran tutup cangkir sangatlah diperlukan. Tidak hanya agar sisa minuman terjaga dari debu atau kemungkinan hewan kecil seperti lalat , nyamuk dan mungkin keluarga kecoa yang salah mendarat , itu juga untuk menjaga pemandangan agar orang lain tidak melihat-lihat isi cangkir yang menjadi territori atau wilayah saya.

Ya, kebetulan sekarang saya sedang meminum teh nasgitel yang menyegarkan itu. Coba kalau saya memasukkan bahan lain ke dalam cangkir...misalnya hhmm...‘obat kuat’ (memangnya masih pengaruh ???) ...ahaaaay...akan terbukalah rahasia saya...hihihi...

Oya...sebelum memiliki tutup cangkir yang sekarang ini, saya sudah mencoba beberapa tutup cangkir. Ada yang terbuat dari bahan stainless steeel, berkilauan dan bunyinya nyaring banget kalau jatuh ke lantai. Ada yang dari plastik murahan yang cukup lebar seperti topi, tapi malah seperti melar di atas mulut cangkir. Dan ada yang dari bahan melamin warna-warni yang meriah.

Pokoknya kalau dari luar, tutup cangkir ini akan kelihatan sebagai perwakilan selera saya. Yang suka berubah mengikuti mood dan suasana hati...maklum khaaan...sebagai orang yang termasuk kategori sumbu pendek, gampang berubah, selera saya pun suka melenceng sewaktu-waktu...hihi...termasuk selera tutup cangkir...



Urusan tentang percangkiran dan tutup cangkir memang tidak berhenti di mulut cangkir saya. Lihat saja...

Seperti fungsinya sebagai penutup pengaruh dari luar, cangkir pun bisa menutup hal-hal yang tersembunyi di dalam cangkir. Tak hanya teh yang nasgitel tadi. Seandainya cangkir saya isi dengan kopi di sore hari, sirup markisa di siang hari, atau bandrek jahe saat cuaca dingin. Itu semua menjadi seperti sebuah territori atau wilayah kekuasaan yang ditutup oleh tutup cangkir.

Orang lain melihat tutup cangkir yang merentang di atas cangkir. Yang melihatnya sebagai sebuah kesatuan hidangan, entah di atas meja, entah di atas nampan. Sebuah dunia luas dengan segala pernak-perniknya. Tutup cangkir hanya melihat dunia ‘di bawahnya’. Dunia, yang menjadi wilayah kekuasaannya. Hmm...iyalah...kekuasaan tutup cangkir, ya memang sebatas itu. 

Seandainya cangkir hanya berisi nasgitel, maka tutup cangkir melihat dunia hanya berisi teh nasgitel. Kalau cangkir hanya berisi kopi atau bandrek jahe, maka tutup cangkir pun hanya melihat dunia sebatas kopi dan bandrek jahe. Kan jarang-jarang ada orang yang memasukkan paku, beling , biji nangka atau bahkan peta dunia ke dalam cangkir yang imut itu...hiks hiks...

Jadi dunia tutup cangkir, ya terbatas pada dunia cangkir serta isinya. Kecuali...ya, kecuali tutup cangkir mau melihat ke atas, dan terbalik dari tempatnya...



Melihat tutup cangkir yang menutupi Si Cangkir Putih , saya merenung.

Seandainya...seandainya saja niiiih....kita ini seperti tutup cangkir. Apa yang terjadi ? Menurut beberapa ahli, the map is not a territory....yang artinya, dunia ini tak selebar daun kelor. Dunia ini sangat luas. Namun yang kita ketahui hanya sebagian kecilnya. Yang kita kuasai, hanya sebesar noktah atau titik di daun talas.

Konon pula, seandainya dunia kita hanya sebesar tutup cangkir. Kita hanya tahu isi cangkir. Dan itu pun masih tergantung dari bagaimana kita mengisi cangkir itu dengan bermacam-macam minuman atau isian. Keterbatasan luas dan kedalaman cangkir, membuat Si Tutup Cangkir pun akan terbatas rentang pemandangannya. Dan akan terbatas pula territorinya.

Kalau itu yang terjadi...seperti Si Tutup Cangkir yang cukup puas dengan hanya menutup mulut cangkir dan melihat dunia di bawahnya, kita pun tidak akan pernah berkembang. Namun...kita tentu berbeda dengan si Tutup Cangkir yang dunianya sebesar petanya. Kita punya keleluasaan dan kebebasan untuk menebar pandangan ke segenap penjuru angin. Mencari ilmu dan pengalaman dari banyak situasi di sekitar kita.

Kita bisa menambah wawasan, walaupun dunia kita terbatas. Kita dapat melihat langit yang terbentang di atas langit, dan memandang jauh ke depan. Ke delapan penjuru angin.

Seandainya saja kita mau...Barangkali....kita bisa belajar dari tutup cangkir saya ini...bahwa dunia tak selebar tutup cangkir...bahwa the map is not a tutup cangkir... huehehehehe....

♥♥♥

Jakarta, 23 Desember 2009

Salam hangat seluas dunia tanpa batas,


Ietje S. Guntur

Special note :
Thanks buat sahabat-sahabatku....Nonce (wk wk wk wk...), Adith ( masih banyak territori lain yaakkk ) , Kun (hayooo...mo ngomong apa lagi ?) , Ary ( inget cerita tutup gelas jaman dulu...hihihi...ini turunannya)...dan juga Kang Asep, Mas Krishnamurti, Mas Harry, serta Pakdhe Djoko-ku...Tutup Cangkir memang Cuma sebuah benda...tapi dia bisa membuat perbincangan kita jadi meluber seperti busa cappucino di cangkir yang penuh isinya...huehehehehe....

Tidak ada komentar: