Selasa, 01 Januari 2008

Terompet Tahun Baru

Terompet merah putih...Tahun Baru 2008


Terompet merah putih ini
Adalah simbol pergantian tahun
Dari tahun lama...2007
Ke tahun baru...2008

Dibeli di bawah guyuran hujan gerimis
Malam tahun baru
Di jalan Hang Tuah
Yang sepi...
Terompet ini mewakili rasa yang nyaris hilang
Di tengah hingar bingar pesta kehidupan
Yang mengisi hari-hari panjang
Tahun yang baru berlalu...

Terompet putih...
Simbol kesucian hati
Terompet merah
Simbol keberanian jiwa

Kedua terompet
Sama menyalak di keheningan malam Tahun Baru
Sama memberi warna di keheningan malam penuh hujan

Besok...
Suara terompet Tahun Baru
Seperti suara Sang Kala
Yang mengingatkan

Akan resolusi-resolusi
Akan renungan-renungan
Akan cita-cita dan harapan
Akan semua doa dan permohonan

Suatu hari...
Terompet ini akan usang
Barangkali akan terbuang
Barangkali akan terlupakan

Tapi...

Semangat terompet Tahun Baru
Semoga tetap bergema
Di dalam hati kita
Di dalam jiwa kita

*


Selasa, 1 Januari 2008

Salam sayang dari Galeri Cintaku


Ietje

*****

Behind the photograph :

Untuk setting foto ini saya sempat heboh sendiri. Mencari latar belakang agar sesuai dengan makna kehidupan yang hingar bingar, tapi tetap membumi. Untunglah menemukan secarik kain batik Bali pemberian sahabat saya, Pak Krishnamurti. Kain batik ini sungguh mewakili hiruk pikuknya kehidupan. Juga secarik alas makan dari anyaman kain yang dijalin dengan tenunan ATBM...berwarna kuning menyala, simbol kesemarakan. Dengan latar belakang kain tenun NTT yang kebiruan...warna Kepulauan Nusantara yang dikelilingi oleh lautan...Sungguh...ini adalah warna Indonesia...

Bukan hanya itu...memotret terompet yang berkilauan dari bahan kertas metalik bukan hal yang mudah...apalagi saya hanya menggunakan kamera digital pocket yang biasa-biasa saja, bukan kamera profesional yang bisa diatur sesuai dengan kemauan sang fotografer. Pencahayaan juga manual...hanya cahaya lampu di ruang tivi, plus sedikit cahaya matahari yang membersit lewat jendela.

Untunglah...semua itu bukan halangan. Saya jadi ingat perkataan sahabat lama saya di Femina dahulu, mas Johannes...Bukan kamera yang menentukan hasil suatu foto, tapi 'the man behind the gun". Sekarang saya percaya itu...he he he...

Selamat menikmati hasil karya saya...yang kadang tampil apa adanya.

(Ietje)

Tidak ada komentar: