Selasa, 19 Agustus 2008

Jejak Kecil....

Dear Allz….

Helllowww...masih penuh semangat niih ? Harusnya begitu dong ! Kan barusan merayakan dan memperingati Hari Kemerdekaan RI…Cara apa pun yang kita lakukan…kegiatan apa pun yang kita laksanakan... lakukanlah dengan penuh cinta dan rasa syukur...Itu adalah salah satu cara untuk menikmati kemerdekaan…

Tepat di hari peringatan HUT RI itu, seorang teman mengirim SMS, ”Apa yang sudah kamu lakukan untuk mengisi kemerdekaan ini ?”

“Haaah…??? Apa, ya ?”

Saya termenung sejenak. Apa yaaa ? Apa yaaa ? Saya Cuma bisa nulis dan sesekali ngobrol di depan kelas. Apa itu merupakan proses pengisian kemerdekaan ? Trus hobby saya yang suka jalan ke sana ke mari seperti orang tidak punya tujuan dan tidak punya kerjaan ( kerjaannya ya jalan ke sana ke mari itu…hehehe…)…apa itu punya makna untuk mengisi kemerdekaan ?

Aaaccch….terserah apa pun penilaian orang lain, tapi saya sudah menjalani hidup saya dengan cara saya sendiri. Mungkin sesekali bersama dengan orang lain, seiring sejalan…mungkin di lain waktu berseberangan dengan orang lain, berpapasan atau bersilangan…

Apa pun itu...satu langkah saya...adalah hidup saya...

Eheeemm...jadi pengen berbagi cerita juga niih...tentang jejak kecil yang pernah saya tempuh hingga tiba di titik tempat saya duduk dan berdiri sekarang...

Selamat menikmati...semoga berkenan...

Salam hangat di awal minggu yang penuh semangat,

Ietje

Art-Living Sos 2008 (A-8.01

Start : 8/16/2008 10:39 AM

Finish : 8/18/2008 9:35 AM

JEJAK KECIL

Hari libur.

Saya sedang tidak punya program khusus. Tadi sudah berenang, di kolam renang dekat rumah. Sudah sarapan ketupat sayur Padang yang rasanya yummy…beli di pasar Bidadari, di dekat rumah juga. Sudah baca Koran kemaren…(soalnya nggak keburu melalap Koran setiap hari, jadi sedapatnya aja…hehehe..). Sudah beres-beres kamar tidur yang menjadi tempat menelusuri inspirasi paling indah sedunia. Apalagi ya ?

Mendadak saya ingat. Kamar kerja. Waaah…sudah saatnya saya beres-beres di sana. Lalu semua harta karun saya, yang berupa segala jenis dokumen dan entah apa lagi yang tersimpan di berbagai tas seminar dan kantong plastik saya angkut semua. Tebarkan di lantai, agar saya mudah memilahnya.

Nah, sekarang mari kita mulai. Dalam sekejap saya langsung heboh sendiri. Tenggelam di dalam keasyikan memilih dan memilah. Sambil sesekali menggumam dan menyanyi mengiringi lagu-lagu yang sengaja saya putar keras melalui loudspeaker di komputer saya…(biar serasa di kafe gitu…hehehe…).

Dan beginilah gaya saya…Lirik sana, lirik sini. Lempar sana…lempar sini…Putar sana…putar sini…mengikuti irama lagu yang ceria, sambil sesekali menatap nanar ke arah dokumen yang sudah amburadul di mana-mana…( hahahaha…). Ada yang di atas meja, ada yang di atas kursi, dan tidak sedikit yang bertaburan di lantai.

Sudah ada beberapa tumpukan. Ada tumpukan brosur, ada tumpukan tiket dan bon makan ( hiii….ngapain juga masuk ke dalam dokumen ?), ada tumpukan makalah, ada guntingan suratkabar ( dengan secuil foto saya di sudutnya… hehe…narsis publik juga niiihhh..), ada tanda kepesertaan seminar dan workshop, stiker segala macam, ada materi training dan ada buku-buku panduan juga, dan eeeeh…ada foto-foto dan kartu nama yang belum sempat saya masukkan ke dalam folder kartu nama….

Tumpuk sana, tumpuk sini…aaaacchhh…gileee ! Akhirnya jadilah tumpukan bukit-bukit kertas. Saya intip-intip isinya sekilas. Entah dari tahun kapan. Eeeh…ternyata banyak juga, ya ? Apa saja sih yang sudah saya kerjakan ?

Tiba-tiba ponsel saya berdering. Tepatnya mengeluh…hehehe…(soalnya sudah seharian kemaren berbunyi-bunyi melulu).

“Heellooowww….!” Suara setengah serak di sebelah sana. Seperti orang yang baru bangun tidur. Sahabat saya, dari Bandung.

“Hmm…ada apa ?” sahut saya, sambil tetap melirik ke arah dokumen yang bertebaran.

“Nggak ada apa-apa…Kangen aja !”

“Huuuhh…aku lagi repot niih ,” saya menjawab, setengah mengeluh. Setengah sirik, membayangkan sahabat saya sedang bersenang-senang dengan kemalasannya.

“Ada kerjaan yang penting ?” nada suaranya mulai prihatin. Apalagi karena dia tahu, saya hobby melakukan kegiatan yang aneh-aneh dan nggak jelas.

“Nggak sih…lagi mau beres-beres dokumen. Sudah berantakan setinggi gunung !” Saya menjawab pasrah.

“Ha ha ha…hi hi hi…iya deeh. Aku tahu, kamu pasti heboh ya ? Ya udah…nanti aja aku telepon lagi, daripada aku ditimpuk dokumen…Byeee….”

Hhhh…syukurlah, dia tidak berpanjang lebar. Saya selalu terserang sakit perut mendadak kalau sudah berurusan dengan kegiatan beres-beres dokumen (dan harta karun lainnya…hiks hiks hiks). Jadi sekarang saya bisa kembali berkonsentrasi. Okeee…kembali ke laptop…he he…kembali ke tumpukan dokumen. Gangguan kecil tadi sempat membuyarkan pikiran saya. Dan untungnya tidak membuyarkan semangat saya…hmm…

Saya mulai lagi. Membagi-bagi tumpukan dokumen itu berdasarkan topiknya. Hmm…ada yang masih baru gress…sekitar beberapa hari dan beberapa minggu. Tapi ya ampuuunn…ada yang dari tahun-tahun lalu. Sampai pinggirannya sudah agak keriting dan berubah warna. Malah ada yang bekas fotokopian, sudah lengket satu sama lain. Rupanya fotokopi lama, yang gampang luntur..Terpaksalah dokumen yang pernah penting itu ( kalau gak penting, mana mungkin disimpan ?) direlakan ke dalam kategori ‘sampah’. Saya masih memandang sekilas, dengan rasa sayang, sebelum akhirnya saya menyerah…dan melipatnya baik-baik.

Ada lagi brosur entah apa…gambar dan warnanya menarik. Saya baca sekilas juga, kuatir kalau ditatap lama-lama saya akan tergoda untuk menyimpannya lagi…( saya pernah punya folder isi brosur wisata dan seminar segala macam…hi hi hi..). Dan seperti dokumen yang keriting tadi, yang ini pun akhirnya menjadi penghuni tumpukan yang disebut ‘sampah’. Ayooo…teruskan lagi…masih ada sobekan-sobekan kertas dengan catatan nomor telepon (pasti sudah saya salin ke buku atau ke phonebook ponsel), catatan pesan kecil , bon belanja yang terjepit di antara dokumen ( ini kesasar atau kenapa ?), tiket pesawat, kuitansi hotel dan restoran (termasuk tagihan cucian…he he he…).

Hmm…sekarang tarik nafas dulu. Hampir dua jam saya berkutat dengan semua dokumen dan sisa dokumen yang tergolong ‘sampah’ itu. Selain dokumen yang sekarang sudah mendapat tempat yang layak di sisi saya, juga ada dokumen yang dengan terpaksa harus diucapkan selamat jalan. Dan jumlahnya ternyata hampir seimbang. Masa lalu dan masa sekarang yang masih berkelanjutan.

Saya memandang tumpukan dokumen masa lalu itu dengan hati miris. Tumpukan dokumen yang pernah sangat berarti buat saya. Dari sekedar catatan dan coretan, hingga usaha berbagai kalangan untuk mewujudkan isi dan tampilan dokumen-dokumen itu. Contohnya saja brosur yang dilengkapi dengan foto-foto. Untuk membuat desain brosurnya saja sudah dibutuhkan satu tim kerja kreatif, belum lagi urusan fotografinya. Jadi ingat pengalaman saya sendiri ketika menjadi copywriter dan bagian kreatif serta produksi materi-materi promosi, termasuk brosur…hmm…Untuk selembar brosur kadang dibutuhkan waktu hingga 1 – 2 bulan, dari mulai proses penciptaan gagasan, proses kreatif hingga siap didistribusi. Sebuah perjalanan yang panjang dan tidak dapat dikerjakan dengan sebelah tangan.

Itu baru urusan kreatif. Belum lagi bicara tentang bahan baku, yang terbuat dari kertas dan tinta cetak. Kertas, dibuat dari bubur kayu. Kayu diambil dari pohon, yang proses penanaman serta penebangannya membutuhkan waktu dan usaha yang tidak sedikit. Tinta ? Pasti melalui proses kimia yang panjang. Semua itu berpadu dengan hasil pemikiran para kreator, agar gagasan-gagasan tentang suatu produk atau jasa dapat tersampaikan kepada audiens atau masyarakat.

Dan, dengan sengaja atau tanpa sengaja…kita berada di dalamnya !!!

Ngomong-ngomong soal dokumen yang berantakan di seantero kamar kerja, saya jadi tergelitik untuk melihat lembar demi lembar yang tadi sudah berbicara kepada saya. Yaah…mereka berbicara dalam diamnya. Mereka berbicara dengan segala penampilan dan isi yang terkandung di dalamnya. Bercerita tentang perjalanan panjang yang harus ditempuhnya.

Tumpukan dokumen dan kertas, telah menempuh perjalanan begitu panjang sebelum tiba di tas kerja saya. Sebelum menjadi bagian dari proses pengayaan diri saya. Sebelum menjadi sumber inspirasi dan penghibur hati saya. Datang dari berbagai sumber. Dari berbagai pemikiran. Dari berbagai rangkaian proses dan manajemen. Lalu terdampar di atas meja kerja saya, atau siapa pun. Mereka, dokumen-dokumen itu, kadang saya jadikan sebagai panutan, kadang saya buang. Itulah warna hidup saya. Hidup kita.

Begitu banyak interaksi dan proses yang terjadi. Dan bukan tidak mungkin, dari selembar dokumen itu sebelum menjadi kertas, sudah terjadi serangkaian unjuk rasa dari para aktivis lingkungan hidup yang memprotes penebangan liar di hutan-hutan tropis ( yang masih terjadi hingga hari ini). Juga bukan tidak mungkin, dari tinta yang mengalir dan menempel di kertas-kertas itu terjadi limbah produksi yang membahayakan lingkungan, dan berdampak pada kesehatan lingkungan.

Masih ada lagi. Dari rangkaian huruf dan kata-kata yang saling terkait satu sama lain, bukan tidak mungkin telah menggerakkan pemikiran kita, perasaan kita, motivasi kita untuk melakukan sesuatu yang lebih baik. Untuk mengembangkan diri kita dan orang lain.

Saya merenung.

Dari sekedar dokumen. Dari sekedar corat-coret di secarik kertas. Ternyata semua itu merupakan bagian dari langkah-langkah kita. Bagian dari jejak langkah kita. Jejak yang kecil, yang barangkali kita anggap hanya keseharian kita yang tidak penting. Yang kita anggap hanya sebagai bagian dari kewajiban dan warna kehidupan.

Hmm…apa pun…sekecil apa pun…ternyata hidup ini sangat berarti. Langkah kita, sekecil apa pun, ternyata sangat bermakna. Dan akan menjadi rangkaian panjang perjalanan kehidupan yang lain.

Saya meraih tumpukan dokumen dan kertas-kertas ‘sampah’ yang tadi sudah saya singkirkan. Menatapnya sekali lagi. Mengucapkan terima kasih atas semua informasi yang telah diberikannya kepada saya di waktu-waktu yang silam. Lalu, semua saya masukkan ke dalam kantong besar, untuk nanti dapat saya pilah lagi, entah sebagai kertas bungkusan…atau sesuatu yang masih punya arti.

Selamat jalan sisa dokumenku…selamat berpisah…terima kasih telah mengisi jejak-jejak langkahku…

♥♥♥

Jakarta, 18 Agustus 2008

Salam hangat dari sekeping hati yang ingin bermakna…

Ietje S. Guntur

Special note : Terima kasih buat sahabat-sahabatku di HR Opensources ( terutama para inspirator HOS University...Mas Bima, mas Iman, mas Vero, Mas Dwi, Nonce tersayang, Mega, Adith, mas Tyo, Pakdhe Djoko, Mas Bakri, mb Bea, Monik, Astruth , mas Faris, juga Cak Sun di mana pun berada…kalian adalah sumber inspirasi yang luar biasa)…terima kasih telah menggelitiki aku dan membuat aku kembali melihat jejak-jejak kecilku..

Serpih-serpih rindu...

Aiiiiihhhhh.....

Aku kangeeeen banget menulis di sini....Sungguuuuuhhhh...!!! Rasanya setelah berbulan-bulan mati angin dan mati rasa, hari ini mendadak aku ingat lagi dengan Blog Galeri Cintaku ini...Hmmm....

Selama ini...ada rasa rindu...ada rasa sedih...ada rasa ingin marah...tapi aku nggak bisa menuangkannya. Akhirnya aku berkelana saja dari blog ke blog...sambil memandang sendu ke Blog Cintaku ini...Galeri Cintaku...wujud cintaku pada banyak hal...

Setelah melalui pergulatan batin yang lama...setelah melakukan perjalanan ke berbagai negara yang ada di seberang benua...setelah merentang jarak dengan semua yang pernah melekat...setelah merenung sana sini...akhirnya aku bisa menulis lagi...

Ada satu puisi yang barangkali bisa membawa aku kembali pulang kembali ke pojok inspirasiku... Itu adalah puisi perjalananku...

Di sini aku ingin berbagi...dan dari sinilah aku akan memulai langkahku lagi...

Jakarta, 19 Agustus 2008
Salam sayang dari Galeri Cintaku,



Ietje

----------------------------------------------------------------------------------------

Merpati kembali pulang…

Merpati putih

Rentangkan sayap

Terbang tinggi

Mengukir langit

Berpaling jauh

Mencari sarang

Untuk kembali

Pulang….

Angin selaksa

Membawa warta

Setangkai ranting

Di ujung pulau

Memanggil merpati

Untik kembali

Dan

Memberi ruang

Untuk menelisik sayap

Yang lelah

Dan ingin berbaring

Pasrah…

Bologna, trip by Trenitalia – Eurostar

Jum’at 1 Agustus 2008


Ietje

------------------------------------------------------------------------------

KETIKA RINDU MERAIHMU

Tetaplah berdiri di sana

Ketika angin pagi

Menyapamu

Dan aku hanya

Melihat bayangmu…

Tetaplah berdiri di sana

Ketika merpati datang

Mengepakkan

Sayapnya…

Tetaplah berdiri di sana

Ketika aku rindu

Dan

Ingin meraih

Jemarimu….

In long journey from Milano to Rome

Firenze, 01 Agustus 2008

Ietje