Sabtu, 27 Agustus 2011

Art-Living Sos 2011 (A-8 Sirsak...si Kantung Asam

Dear Allz…

Apa kabaaarrr…teman dan sahabat-sahabatku ??? Sehat-sehat khaaannn ? Menjelang akhir bulan Ramadhan ini memang semakin banyak godaan…Selain godaan kesehatan yang boleh jadi menurun, juga godaan belanja yang memajang diskon besar-besaran…hehe…

Apakah teman dan sahabatku saat ini sedang menikmati liburan ? Atau justru sedang jungkir balik menikmati rumah yang ditinggal mudik oleh asisten rumah ? Atau teman dan sahabatku juga sedang dalam perjalanan mudik ke kampung halaman ? Di mana pun sahabatku berada…saya hanya dapat berdoa, semoga selamat di perjalanan hingga tiba di tempat tujuan…

Yang penting, jaga kesehatan. Bagi yang menjalankan ibadah puasa, tetaplah jaga diri dengan makanan dan minuman yang bergizi. Jangan mudah tergoda dengan makanan yang justru dapat menurunkan daya tahan tubuh. Salah satu yang paling penting adalah tetap mengkonsumsi buah-buahan segar, agar tubuh kita tetap fit pada saat merayakan hari kemenangan beberapa saat lagi.

Naaaah, mumpung kita ngobrol tentang kesehatan dan buah-buahan…saya mau cerita sedikit tentang si Kantung Asam yang hebat…Haaa ??? Kantung asam ? Apalagi itu ? Ayooo tebaaaakkkkk…!!! Buah apakah itu gerangan ??? hihiiiii….

Daripada penasaran…saya sajikan saja buah ini kehadapan teman dan sahabatku. Mana tahu, nanti juga menjadi inspirasi untuk menu berbuka puasa….Silakaaaan…selamat menikmati…..

Semoga berkenan…


Pojok Bintaro, 27 Agustus 2011
Salam hangat,


Ietje S. Guntur


♥♥♥
Art-Living Sos 2011 (A-8
Rabu, 24 Agustus 2011
Start : 8/24/2011 11:52:18 AM
Finish : 8/27/2011 9:58:41 AM



SIRSAK …SI KANTUNG ASAM…

Hari libur. Hari bersantai. Setelah beberes rumah, termasuk menata ulang koleksi buku yang semakin merambah setiap sudut kamar, saya pun berleha-leha. Selonjoran di sofa, yang sudah semakin kehilangan keempukan bantalannya….tapi tetap nikmat untuk merebahkan diri dan mencari inspirasi.
Tiba-tiba Pangeran Remote Control mengajak saya ke luar. “ Jalan-jalan, yuk…Bosan nih di rumah .”
“ Adduuuhh…lagi pengen selonjoran !” sambut saya , kurang antusias. Begini niiih…giliran kita pengen selonjor, beliau pengen mengukur jalan…hiikss…
“ Lihat-lihat toko bangunan. Ada yang mau dibeli.” Bujuknya lagi. Waah, toko bangunan ? Mau beli apa, ya ? Otak saya langsung berputar cepat. Mengidentifikasi keperluan di rumah.
“ Oke deeeh…kayaknya ember cucian juga mesti ditambah. Yang lama sudah ada yang pecah. Sama mau nambah stok lampu. Yang di luar sudah mulai pudar cahayanya.” Sambut saya. Sekali ini dengan antusias. Begitulah…kalau urusan keperluan rumah, semangat saya langsung bangkit... Dan dalam sekejap saya melompat. Bersiap-siap…lalu dengan gesit mengikuti Sang Pangeran…hihiii…



Puas belanja, kami pun mampir di sebuah restoran yang terdapat di lingkungan pertokoan itu. Tanpa terasa, tadi lebih dari dua jam berkeliling , pegang ini itu…dan akhirnya menyisakan kaki yang pegal dan tenggorokan yang terasa haus.
“ Mau pesan minum dulu, ach…!” usul Pangeran sambil mengambil daftar menu. “ Aku pesan jus sirsak !”
“ Hmh…aku jus apa, ya ?” saya masih berpikir-pikir. Jus sirsak atau jus semangka ?
“ Udah, samakan saja,” bujuk Pangeran lagi. Saya menggeleng. Di siang hari bolong dengan rasa haus yang menyengat ini saya butuh sesuatu yang lebih kuat. Dan akhirnya saya memilih jus campur-campur…terdiri dari 3 jenis buah-buahan…termasuk si Sirsak tadi…hehe…yang konon katanya dapat mengembalikan stamina seketika.
Tidak lama pesanan pun datang. Pangeran menyeruput jus sirsak kegemarannya, dan saya menikmati jus 3 rasa yang segar dan nikmat… hmmh…nyam-nyam…Masing-masing tenggelam di dalam pilihannya. Dan sejenak melupakan kelelahan kaki yang pegal setelah menyusuri toko begitu lama.



Ngomong-ngomong soal jus sirsak, sebetulnya duluuuuu sekali itu adalah kegemaran saya. Bukan hanya jus, tapi buah sirsak yang dipetik langsung dari pohon, bisa saya makan dengan santai. Hanya dengan merobek kulitnya yang menggerutul dan tidak mulus dengan hiasan duri-duri halus yang lunak. Lalu menarik isinya yang putih dan berasa asam manis segar. Buah itu dimakan begitu saja, dengan sedikit rasa getah yang masih melekat.
Saya ingat, semasa masih tinggal di Medan, di halaman rumah kami ada beberapa batang pohon sirsak yang buahnya sangat lebat. Tidak pernah berhenti berbuah sepanjang tahun. Bahkan saking lebatnya, buah itu sampai hampir menyentuh tanah. Begitu mudahnya berbuah, sehingga kami selalu panen buah sirsak hampir setiap hari. Dan ibu saya yang kreatif pun sering mengolahnya menjadi minuman yang segar dan lezat cita rasanya.
Setiap tamu yang datang, bila ada buah yang matang, akan disuguhi jus sirsak. Mereka biasanya sangat senang, karena rasa dan aromanya sangat menyegarkan. Tidak jarang mereka meminta tambahan…karena mereka tahu di pohon masih banyak yang bergantungan.
Tak hanya untuk tamu di rumah. Ketika saya merayakan ulangtahun di sekolah TK , ibu saya membawakan sirup sirsak buatan sendiri. Pada saat itu saya merasa sangat aneh, karena biasanya sirup yang terkenal di Medan adalah sirup buah markisa. Tetapi teman-teman saya sekelas, yang belum pernah merasakan sirup sirsak berebutan dengan hebohnya… Olalaaa…..Ternyata sirup sirsak buatan ibu saya memang luar biasa…
Kadang-kadang…bila sedang rajin dan ada waktu, ibu saya juga membuat selai dan dodol dari buah sirsak ini. Kata ibu saya, dari pada ngemil permen yang hanya berisi gula, lebih baik makan dodol sirsak…Padahal sih, saat itu saya kurang doyan dengan dodol yang berasa asam manis itu. Lebih enak permen gula kelapa yang manis gurih…hahaha…dasar anak-anak…
Ketika saya melanjutkan kuliah ke Bandung, ada saat-saat saya merindukan buah sirsak yang segar dan harum, langsung dipetik dari pohonnya. Tapi apa boleh buat, di sini tidak ada tetangga yang memiliki pohon sirsak seperti di rumah kami . Saya ingat, pernah bilang begini ke Budhe saya ,” Di mana ya, bisa minta buah sirsak ?”
Budhe saya, kala itu melihat wajah saya dengan heran. “ Minta buah sirsak ? Mana ada. Ya, beli saja di pasar .”
Saya sempat heran. Kok buah sirsak dijual di pasar ? Dulu, begitu berlimpah buah sirsak di halaman rumah saya atau rumah tetangga , sehingga siapa pun yang menginginkannya boleh memetiknya sendiri. Sesuai dengan keperluannya. Sekarang saya harus membeli di pasar ? Alamaaakk… sedihnya… Bukan hanya soal membeli, tapi juga kondisi buahnya kadang sudah layu dan tidak segar lagi…uuuh…



Berbicara mengenai buah sirsak ini , sebetulnya buah ini bukan asli Indonesia. Dia berasal dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Buah sirsak yang berasal dari kata zuurzak alias kantung asam – dalam bahasa Belanda, diimport oleh pemerintah Hindia Belanda ke Nusantara sekitar abad 19. Itu juga sebabnya buah sirsak ini atau nama latinnya Annona muricata L dikenal masyarakat dengan sebutan buah nangka Belanda atau durian Belanda.
Kecocokan lahan dan cuaca membuat tanaman import ini mudah disebarkan di seluruh Nusantara. Sehingga di berbagai daerah pun buah ini beradaptasi dengan nama-nama seperti nangka sebrang, nangka landa (Jawa), nangka walanda , sirsak (Sunda), nangka buris (Madura), srikaya jawa (Bali), deureuyan belanda (Aceh), durio ulondro (Nias), durian betawi (Minangkabau), serta jambu landa (di Lampung).
Selain di tanam di halaman rumah, buah sirsak ini juga dapat ditanam secara komersil untuk diambil buahnya. Tinggi pohonnya yang dapat menjulang hingga 7-9 meter membuat tanaman ini juga cocok sebagai tanaman pelindung. Konon pohon sirsak bisa berbuah cukup lama hingga 15-20 tahun. Dan ternyata, dari pembentukannya buah sirsak bukan buah sebenarnya, alias kumpulan buah-buah ( buah agregat) dengan biji tunggal yang saling berhimpitan dan kehilangan batas antar buah. Dalam bahasa modern sekarang barangkali bisa juga disebut buah apartemen…alias satu gedung banyak kamar…huehehe...* Mengarang Mode On *..
Karena rasanya memang segar dan maknyus, dan belakangan juga diyakini memiliki banyak khasiat untuk kesehatan, maka buah yang tadinya terhampar begitu saja di halaman rumah saya sudah naik kasta menjadi minuman yang bergengsi. Tidak hanya di warung dan restoran, tetapi sudah tersedia juga di hotel-hotel berbintang dengan nama keren Soursop Juice.
Sssttt…bukan hanya rasa segar saja yang membuat si Kantung Asam ini naik kelas… Buah sirsak mengandung banyak karbohidrat, terutama fruktosa. Kandungan gizi lainnya adalah vitamin C, vitamin B1 dan vitamin B2 yang cukup banyak. Bahkan bijinya yang beracun dapat digunakan sebagai insektisida alami, sebagaimana biji srikaya. Naah…hebat khan ?
Daunnya ? Itu pun sangat bermanfaat. Akhir-akhir ini cukup santer diberitakan bahwa daun sirsak dapat menjadi obat anti kanker. Dan secara empiris sudah cukup banyak bukti yang akurat…Wooww…!! Pantesan saja, sekarang si Soursop alias Kantung Asam ini jadi inceran. Dia pun tidak lagi dipandang sebelah mata. Tidak bisa lagi bisa diminta dengan suka rela ke rumah tetangga…hmmh…



Melihat sisa jus sirsak di gelas Pangeran Remote Control , saya merenung.
Si Kantung Asam alias buah Sirsak hanya buah sederhana yang bisa tumbuh di mana saja di Indonesia. Dia tidak manja dan tidak butuh perlakuan khusus. Dia pun tidak repot-repot menunggu musim seperti banyak saudaranya yang menjadi buah musiman. Tapi khasiat yang dibawanya sangat luar biasa…dan sangat banyak manfaatnya…
Barangkali kita bisa belajar dari guru kehidupan ini. Si Kantung Asam asal mancanegara yang membumi dengan selera Nusantara. Tak hanya itu, dia pun memberi harapan bagi banyak penderita penyakit mematikan semacam kanker.
Dia luar biasa…tapi toh tetap sederhana. Tetap buah sirsak yang kulitnya tidak mulus. Tetap buah sirsak yang rajin berbuah dan tak putus memberi hasil sepanjang tahun.
Seandainya saja…kita memiliki ilmu seperti ilmu sirsak, ilmu si Kantung Asam…yang dapat bermanfaat setiap hari, setiap saat, dari segenap tubuh dan intisarinya…Yang rela memberikan tanpa pamrih dan berharap untuk kembali lagi…
Semoga saja…

Jakarta, 27 Agustus 2011
Salam hangaaat,

Ietje S. Guntur

Special note :
Terima kasih untuk Ma tercinta…ilmu sirsak yang dulu Mama berikan ternyata mengalir hingga saat ini…Maafkan aku, karena pernah marah-marah disuruh minum jus sirsak setiap kali kena pilek atau flu…hehe…* Dulu bosaaan banget !*…Terima kasih juga untuk sahabat-sahabat kecilku di Medan dulu…Anton, Tiar, Donty, Pendi, Agus, Len, Ana, Yul…yang menyantap sirsak seperti menyantap kue…Pantesan kita dulu tahan bantingan, ya…ternyata kita sudah dilindungi oleh vitamin dari buah yang luar biasa..:D

Rabu, 24 Agustus 2011

Art-Quote Wall 2011 ( Inspirasi harian - 24 Ags 2011

Sumber : FB Wall – Ietje S. Guntur


Wednesday, August 24, 2011
...MULUT manusia hanya SATU...melaluinya MASUK makanan dan minuman, dan melaluinya pula KELUAR kata-kata....Oleh sebab itu pilihlah MAKANAN dan MINUMAN yang akan menghasilkan KATA-KATA yang BAIK dan BERMANFAAT...* ...inspirasi sahur mode on ...untuk kajian Food Psychology *

Wednesday, August 24, 2011
...tidak ada satu ilmu, ajaran, atau faham yang dapat MELURUSKAN atau MENYESATKAN kita...KECUALI...hati, pikiran, dan iman kita MENGHENDAKI dan MENYETUJUINYA....* Kiat belajar-mengajar Dotcom *

Wednesday, August 24, 2011
...ketika kita membuka JENDELA HATI dan PIKIRAN maka dunia ini akan tampak LUAS dari berbagai sudut pandang...Siapa yang berani beralih dari zona nyaman ( comfort zone) ke dunia yang penuh dinamika , dialah yang memperoleh KEHIDUPAN yang sebenarnya...:)....* Jangan takut memiliki pendapat sendiri, jangan kuatir mengekspresikan diri...*


Wednesday, August 24, 2011
...ANAK-ANAK lebih suka MELIHAT daripada MENDENGAR !!...karena dengan MELIHAT mereka lebih MUDAH MENIRU dan BELAJAR...:)...Jadi jangan sering-sering mengomeli anak...lebih baik berikan contoh perilaku yang diharapkan...*...belajar dari si Cantiq tersayang...*

Sabtu, 06 Agustus 2011

Art-Living Sos 2011 (A-7 Cangkir Kehidupan

Dear Allz....

Apa kabaaaarrr , teman dan sahabatku semua ??? Hmhh...menjelang akhir pekan niiih...semoga semua sehat-sehat dan ceria yaaa...Saya sendiri, alhamdulillah juga sehat-sehat dan ceria...Maklum...kalau sudah manggung sejenak, rasanya energi naik lagi...Begitulah...Kalau sebagian orang mengalami demam panggung karena naik ke panggung, sebaliknya saya mengalami demam panggung kalau tidak naik ke panggung...hihiiiii....narsis abis deechh...

Beberapa hari meninggalkan Jakarta, ya demi memuaskan hasrat manggung itu, saya jadi kangen dengan suasana ibukota yang nyaris tidak pernah tidak macet. Nyaris tidak pernah tidak heboh. Memang bagi sebagian orang menyebalkan dan membuat stres...tapi bagi sebagian orang lain justru stres ini diperlukan untuk meraih sukses...hehe...

Banyak hal yang bisa dinikmati di tengah kemacetan...banyak hal pula bisa direnungkann di tengah keheningan. Seperti saya saat ini, ketika dengan tenang dapat menikmati aliran sungai Batanghari yang mengalir pelan sambil menyesap secangkir kopi Jambi....accchhh...

Mumpung saya sedang menikmati secangkir kopi...mumpung inspirasi sedang mengalir tenang...saya jadi ingin berbagi cerita tentang cangkir. Mau khaaann...???

Oke deeeh....menjelang akhir pekan ini saya kirimkan Cangkir-cangkir Kehidupan untuk teman dan sahabatku di mana pun berada....Semoga berkenan...

Jambi, 21 Juli 2011

Salam sayang,


Ietje S. Guntur

- Dari tepian Sungai Batanghari....



♥♥♥


Art-Living Sos 2011 (A-7
Start : 20 Juli 2011-07-20
Start : 20/07/2011 10:09:2
Finish : 20/07/2011 11:49:44
Jambi, Rabu, 20 Juli 2011



CANGKIR-CANGKIR KEHIDUPAN...


Hari Jum’at. Akhir pekan. Hari macet luar biasaaaaaa....di Jakarta. Hehe...malahan kalau tidak macet, orang-orang akan bertanya ,” Ada apa nih ? Kok lancar ? Kok nggak macet ?”...halaaah...

Ini dia niiiih...kebiasaan yang terjadi di lingkungan, akhirnya dianggap sebagai suatu kelaziman. Kemacetan adalah suatu kebiasaan yang diterima dengan ‘tangan terbuka’, walaupun dalam hati mengomel juga...hehe... Kemacetan diterima dengan keterpaksaan, tetapi akhirnya dianggap sebagai suatu nilai tambah. Tambah kesal, tambah repot...dan ujung-ujungnya....tambah sabaaar...Semogaaaa....

Eeeh, kenapa saya jadi cerita tentang macet, ya ? Uuuuhh...jadi curcol niiih...curhat colongan...mencurahkan isi hati...Abiiiiis...dari tadi sudah terjebak macet, dan berkubang di antara kendaraan-kendaraan yang sama-sama tekun dalam barisan yang berderet panjang. Dan akhirnyaa...saya pun memutuskan untuk berhenti. Mampir di sebuah pusat perbelanjaan, yang ada warung kopinya...eheeemm... Untung tadi sempat mengirim SMS kepada seorang sahabat yang juga terjebak macet di jalan. Jadi saat ini kami pun sama-sama memilih untuk berhenti sejenak, sambil meluruskan kaki.

Duduk di warung kopi, yang nama kerennya sekarang adalah kafe, membuat saya merasa nyaman dan sejenak melupakan detik-detik kemacetan yang tadi saya alami. Konon katanya, secangkir teh atau kopi bisa menggelontor emosi yang tadi agak meluap. Jadi deeeh...sebagai penggemar dan penikmat kopi, saya memilih secangkir kopi panaaaass....dengan aroma hazelnut yang haruuum...Sebetulnya sih lebih asyik minum kopi tubruk ala warung kopi kampung...tapi untuk menghibur hati dan sosialisasi, secangkir kopi hazelnut cukup oke jugalah...

Sambil memegang kuping cangkir yang lebar, saya menghirup aroma kopi yang menyeruak dari permukaan cangkir....hmmh....membuang emosi negatif yang tadi sempat bercokol di sudut hati. Aaccch...sedapnya....



Di lain kesempatan. Saya sedang menikmati hari libur di rumah. Tidak ada yang lebih nikmat daripada duduk selonjor di depan pintu...* yang katanya pantang, tapi kok enak dilanggar, ya *..Dan sebagai teman...secangkir teh manis panas beserta cemilannya merupakan hidangan yang paling nikmat sedunia...hehe...

Begitulah...ritual pagi itu saya lakukan sambil menikmati cuaca pagi yang segar. Saya memegang cangkir teh yang berisi teh seduhan dengan aromanya yang asli...rasa pegunungan...woow...Ini adalah cangkir mug kesayangan saya. Terbuat dari keramik dengan bibir cangkir yang tebal, membuat saya dapat menyeruput teh panas dengan aman dan nyaman. Sungguh nikmat, menghirup aroma dan membiarkan lidah saya menari-nari...



Ngomong-ngomong soal cangkir, peranti saji untuk minuman. Saya punya beberapa jenis cangkir dan mug dengan fungsi penggunaan yang berbeda-beda. Ada cangkir khusus untuk minum teh panas, ada cangkir untuk minum jamu...* haaa...saya masih doyan jejamuan asli Indonesia...*, ada cangkir khusus untuk minum kopi...dan...hmhh...ada cangkir khusus untuk minum sekoteng hangat dan satu lagi cangkir bermulut lebar untuk minum es campur dingin...* ya, iyalah...es campur mesti dingin...hihiiii...*.

Hmmh...pasti teman dan sahabat akan berpikir, kok saya ini ribet banget ya dengan urusan cangkir. Kenapa tidak satu cangkir untuk semua ?

Ohooooo....jangan salah. Justru setiap cangkir itu dibuat dan didesain berbeda-beda karena fungsinya berbeda-beda. Ada cangkir yang terbuat dari beling atau keramik yang tipis, agar minuman di dalamnya cepat dingin dan mudah diminum. Ada cangkir yang terbuat dari keramik tebal dan bibir yang lebar dan tebal. Ada cangkir alumunium yang anti pecah, sehingga aman untuk dibawa bepergian, buat camping atau untuk minum minuman yang dingin.

Model dan corak cangkir juga beraneka rupa. Lihat saja. Ada cangkir yang permukaan mulutnya bergelombang, dan dinding cangkirnya berbunga-bunga indah. Ada juga cangkir keramik dengan desain dan corak ala Eropa yang elegan, kadang-kadang diberi garis pembatas berwarna keemasan, sehingga tampak mewah dan mahal. Biasanya cangkir-cangkir seperti itu juga dipergunakan dalam perjamuan khusus untuk menyambut tamu istimewa. Uniknya, cangkir dengan bentuk yang mewah dan corak yang indah terkadang menjadi status simbol dan status sosial juga. Bahkan karena sayang dipergunakan dalam perjamuan sehari-hari, cangkir-cangkir indah ini hanya menjadi penghuni lemari pajangan, dan cukup dipandang dengan penuh kekaguman.

Memang, seperti kata pepatah : Lain padang, lain belalangnya. Lain lubuk, lain ikannya. Jadi untuk cangkir juga ada pepatah : Lain bentuk, lain fungsinya...hehehe...

Saya jadi ingat, jaman saya SD dulu, saya dan adik-adik punya cangkir terbuat dari bahan kaleng atau metal yang berwarna-warni. Semula, cangkir kaleng itu hanya terbuat dari alumunium polos berwarna putih berwarna mirip kaleng. Belakangan, ada cangkir kaleng dengan warna warni beraneka rupa. Dan kami masing-masing mendapat satu buah cangkir untuk aneka keperluan. Terutama untuk minum air pada saat makan. Maklum namanya anak-anak...kadang gelas beling biasa mudah pecah. Jadi agar tidak sering membeli gelas, dan demi keamanan, maka ibu saya membelikan cangkir dengan cat melamin yang merupakan milik pribadi masing-masing anak.

Cangkir yang dilengkapi tutup rapat ini selalu kami pergunakan untuk minum segala keperluan. Saking cintanya kepada sang cangkir, akhirnya kami merasa bahwa itu merupakan identitas diri. Kemana pun pergi, cangkir itu harus dibawa....hehehe...mirip dengan harta karun tak ternilai. Selain minum teh , air putih, atau es campur, cangkir yang fungsinya mirip cangkir keramat itu juga menjadi tempat menyimpan minuman kegemaran. Adik saya yang doyan minum coklat susu, akan menyimpan minumannya di dalam cangkir dan ditempatkan di lemari es, sehingga menjadi es krim coklat susu yang sedap...mirip dengan es krim betulan dari toko...hmh..



Kembali ke cangkir keramik di tangan yang masih menebarkan aroma kopi, saya merenung.

Kita barangkali pernah minum dari sebuah cangkir atau mug. Kita barangkali pernah memiliki sebuah atau dua buah cangkir atau lebih.

Apa fungsi cangkir itu bagi diri kita ? Cangkir memang hanyalah sebuah wadah. Tetapi bentuk, bahan, dan warnanya bisa menunjukkan siapa diri kita. Bukan hanya itu, isi cangkir juga dapat menentukan selera dan siapa kita. Bahkan demi isi cangkir, entah teh, kopi, es campur, jamu, atau sekedar air putih biasa kita rela pergi ke berbagai tempat. Mencari dan memuaskan keinginan untuk memenuhi cangkir kita.

Seandainya....seandainya hidup kita seperti sebuah cangkir atau mug. Kita ingin menjadi cangkir seperti apa ? Cangkir mewah yang hanya tampil sesekali di perjamuan minum, dan setelahnya hanya dipajang di lemari ? Atauuuuu....kita mau menjadi cangkir berbibir tebal yang selalu ada menemani di setiap kesempatan, atau mau menjadi cangkir kaleng berbunga yang dicintai dan selalu dibawa kemana-mana ?

Sama seperti cangkir atau mug...hidup ini adalah pilihan. Kita bisa memilih menjadi cangkir seperti apa, dan mau mengisinya dengan apa saja. Cangkir kehidupan, kita masing-masing memilikinya, tapi hanya kita yang tahu , apa yang akan diisikan ke dalamnya.

Manfaat dan khasiat merupakan tujuan akhir kehidupan kita. Dan itu bisa kita mulai dengan menentukan cangkir kehidupan kita...

Bagaimana ? Sudahkah kita memilih cangkir masing-masing dan mengisinya dengan sesuatu yang bermanfaat bagi kita dan lingkungan sekitar kita ???


Jambi, 20 Juli 2011

Salam hangat,


Ietje S. Guntur


Special note :

Terima kasih untuk Ma tercinta...yang sudah memberikan cangkir-cangkir pribadi untuk kami isi dengan berbagai ragam rasa kehidupan...Terima kasih juga untuk kedai kopi di pojok jalan dekat rumah dan kedai di mal yang menjadi inspirasi tulisan ini...dan sahabat kopiku yang tidak bosan-bosannya menikmati secangkir kopi dan teh aneka rasa di setiap kesempatan...The Domers ( Danny, Melia, Sigit, Cipta, Irene, en lain-lain), The Malls ( Irma-Adith-Tyo-Bear) , The Arisan ( yang tak pernah dikocok : Neno, Ndaru, Mb Nuki, Koko, Nuke, mb Yus)...dan Centilers...( Kuri, Kenyot, Tek-tek, Lik)...thanks untuk kebersamaan dan persahabatan kita...



Ide :
1. Sebuah cangkir atau mug adalah tempat minuman kita.
2. Sering orang menyukai bentuk cangkir atau mug tertentu, yang memiliki pegangan untuk menggenggam sehingga nyaman.
3. Cangkir bisa menjadi identitas seseorang.
4. Cangkir ada yang tranparan, sehingga orang lain dengan mudah dapat melihat isinya. Ada yang terbuat dari bahan tebal, sehingga hanya kita yang dapat melihat isinya.
5. Cangkir kehidupan, kita masing-masing memilikinya, tapi hanya kita yang tahu , apa yang akan diisikan ke dalamnya.

Art-Living Sos 2011 (A-8 Si Hitam Manggis

Dear Allz…

Apakabar teman dan sahabatku semua ? Ini adalah minggu pertama bulan Ramadhan tahun 1432 H…ahaaa…tentunya ada perubahan di dalam aktivitas kita sehari-hari, ya ? Bagi yang menjalankan ibadah puasa, saya sampaikan selamat menjalankan ibadah puasa…semoga keikhalasan kita mendapat imbalan dari Allah SWT…dan bagi yang tidak berpuasa…saya sampaikan terima kasih telah bertoleransi terhadap sahabat-sahabat yang menjalankan ibadahnya…

Hmmh…alangkah indahnya toleransi. Alangkah indahnya perbedaan . Justru karena berbeda itulah kita menjadi kaya. Kita menjadi semakin matang dan luas pengalaman. Coba saja, kalau dunia ini hanya satu warna…apakah tidak membosankan ? Pasti bosaaaan bangeeet !! Sungguh Allah telah menciptakan dunia yang berwarna-warni…dari hitam, merah, hijau, biru, kuning, orange, abu-abu, coklat, nila, ungu…hingga putih…sehingga kita dapat memilih, dapat belajar…tentang warna dan maknanya…

Naaaah…mumpung di hari baik dan bulan baik ini kita sedang berbincang tentang warna, saya pun jadi ingin ikut berbicara tentang warna…Hitam ungu bluwek dan putih…yang ada di dalam sebuah manggis. Hmmmh…pernah mengenal manggis ? Pernah menyantapnya ?

Kalau sudah pernah, mari siniiiiii….kita berbagi cerita…Dan bagi yang belum pernah melihat atau menyantapnya…siniiiii…saya kirimi sebuah manggis yang lezat dan eksotis rasanya….

Selamat menikmati…semoga berkenan….

Jakarta, 6 Agustus 2011

Salam hangat,


Ietje S. Guntur

- Di siang hari yang sejuk lembut…

♥♥♥




Art-Living Sos 2011 (A-8
Rabu, 03 Agustus 2011
Start : 03/08/2011 9:42:43
Finish : 06/08/2011 13:11:25


Si HITAM MANGGIS

Saya sedang berlibur, di Padang. Kota di pantai barat Sumatra ini sudah seperti kampung halaman kedua buat saya, setelah Medan...hehe...Begini nih kalau anak Puja Kesuma...Putera Jawa Kelahiran Sumatra...Kampung halamannya ada di mana-mana...
Kepulangan saya sekali ini, sekalian melihat rumah dan ziarah ke makam ayah saya yang wafat beberapa tahun lalu. Berziarah bagi saya seperti setetes air sejuk di tengah kegersangan. Ada nuansa rindu, dan biasanya setelah kunjungan itu saya akan bersemangat lagi. Seakan semangat ayah saya terbawa ke dalam sanubari....hmmmh...kenapa jadi mellow ya...??

Naaah, biasanya...kalau sudah mudik seperti ini, saya dan adik saya akan melakukan aktivitas dan ritual yang nyaris sama dengan saat kedua orangtua kami masih ada. Salah satunya adalah belanja ke Pasar Tanah Kongsi, di daerah Pondok. Ini merupakan daerah lama, yang dulu dibangun oleh Belanda. Salah satu bangunan yang masih utuh di sana bertahun 1909. Padahal belum lama ini Padang diguncang gempa yang cukup dahsyat, dan nyaris meluluhlantakkan sebagian besar bangunan di kota ini. Tapi untunglah...masih banyak bangunan lama, atau bangunan yang dibangun dengan konstruksi kuat dapat bertahan.

Saya dan adik saya, menyusuri pasar, dan mencari-cari pedagang lama yang menjadi langganan ibu saya. Ada penjaja kue basah, penjaja bihun dan kwetiaw goreng, pedagang sayuran, pedagang bumbu dapur, toko pecah belah, dan toko P & D yang sudah lama sekali menjadi langganan kami.

Tiba-tiba saya melihat pedagang buah tradisional yang menjajakan dagangannya di atas lapak kayu dengan tenda plastik seadanya. Saya katakan buah tradisional, karena dia memang hanya menjual buah-buahan lokal, yang barangkali dipetik dari kebun sendiri. Ada jambu air, duku, bengkuang, sirsak, pepaya, dan setumpuk buah manggis. Saya tertarik melihat jambu air yang segar dan manggis, yang sayangnya tidak terlalu segar lagi.

“ Pak, kenapa manggisnya kecil-kecil dan warnanya kusam begini ?” tanya saya. Sambil memegang sebuah manggis yang agak layu.
“ Iya, Bu...sekarang sulit mendapat manggis yang bagus. Sudah diborong sama tengkulak buah, katanya diekspor ke negeri sebelah. Saya hanya dapat segini, harganya pun mahal.”
“Ohh...padahal saya kepingin juga nih. Sudah lama tidak makan si Hitam Manis ini..,” sahut saya sambil memilih beberapa buah manggis. Apa boleh buat, tidak ada yang bagus mulus. Sebagian besar agak layu dan kusam. Akhirnya setelah pilih-pilih, manggis yang warna kulitnya hitam bluwek dan jambu air pun ditimbang, dibungkus, dan dibawa pulang. Demi memuaskan rasa rindu dan penasaran.



Buah manggis, atau punya nama bagus mangosteen adalah buah tropis, yang banyak tumbuh liar di hutan dan di kebun-kebun . Ia merupakan tanaman yang banyak tumbuh di kawasan Asia Tenggara. Pohonnya tinggi, dapat mencapai antara 10-20 meter dan buahnya berkulit ungu kehitaman, sebesar bola tennis. Berbeda dengan kulitnya yang hitam dan kadang agak bluwek, di bagian dalam manggis, buahnya berwarna putih seperti kapas, dalam potongan pasi atau tampuk. Pada umumnya satu buah manggis terdiri dari 5 atau 6 pasi, dan katanya bisa ditebak dari tampuk manggis di kulitnya...hehe...

Saya jadi ingat, jaman masih kecil dulu, buah manggis termasuk buah yang sangat mudah diperoleh di pasar. Harganya pun murah meriah. Anak-anak sangat suka memakan buah yang manis agak berair ini. Dan seperti tadi, sebelum menyantap buahnya, kami sering main tebak-tebakan dulu. Yang tebakannya benar, boleh memakan manggisnya. Yang tebakannya salah, harus menyerahkan manggis itu kepada temannya. Mula-mula tebakan itu hanya iseng, tapi lama kelamaan kami belajar, bagaimana menebak yang benar. Bila putik tampuknya masih lengkap, agak mudah menebak isinya. Tapi kalau sudah digunduli hingga mirip dengan bola tennis polos, maka kami akan mengalami kesulitan. Hal itu menyebabkan tebakannya ngawur...asal-asalan....hehehe...Tidak penting benar atau salah. Yang paling mengasyikkan adalah menyantap manggis bersama-sama...dan setelah itu dilanjutkan dengan main perang-perangan...lempar-lemparan kulit manggis...hahaha...Iseng amaaatt...!!



Selain di pasar, manggis juga mudah tumbuh di halaman rumah. Tetapi karena pohonnya tinggi menjulang, hanya rumah dengan halaman besar dapat memelihara manggis. Saya ingat, di halaman rumah kami di Padang Sidempuan, di daerah Tapanuli Selatan ( masuk propinsi Sumatra Utara) ada sebatang pohon manggis di halaman belakang, yang tumbuh berhimpitan dengan pohon mangga kwini, pohon buah kecapi (ada yang bilang buah sentul ) , pohon langsat, dan entah pohon apa lagi. Pohon ini sudah ada ketika kami pindah ke rumah itu. Berdiri tegak di pinggir pagar, berbatasan dengan tanah kosong yang tak jelas siapa pemiliknya.

Kami sering mengalami kesulitan untuk memetik buah manggis ini, karena di bawahnya penuh dengan semak belukar. Sebentar dibersihkan, tidak lama belukar itu tumbuh lagi. Jadi kami hanya bisa menjolok dan menyinggat buahnya dengan tongkat panjang yang memiliki pengait di ujungnya. Ada juga beberapa teman yang nekad memanjat, dengan resiko dirubung dan digigit oleh semut-semut yang banyak mencari penghidupan di pohon manggis itu.

Belakangan, karena lahan kebun semakin sempit, dan juga masa tanam pohon manggis ini sangat lama – hampir sepuluh tahun baru menghasilkan buah, maka pohon manggis juga semakin langka. Sementara itu, dari banyak penelitian yang telah dilakukan , buah manggis, terutama kulit buahnya sangat bermanfaat untuk obat. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menemukan bahwa ada zat tertentu di dalam kulit manggis memiliki khasiat untuk meningkatkan kesehatan. Dan lebih hebat lagi, dapat digunakan sebagai pengobatan penyakit kanker dan HIV AIDS...woooww....

Pantas saja negeri jiran di sebelah begitu bernafsu untuk berburu manggis. Mengingat kegunaan buah manggis yang luar biasa, sementara lahan kebun mereka terbatas, maka jalan paling cepat adalah mengimpornya dari negeri kita. Tidak heran juga, kalau sekarang buah manggis juga semakin langka di pasar buah tradisional kita. Kalau mau mendapat buah manggis yang kualitasnya bagus, maka kita harus mencarinya di toko buah khusus, berdampingan dengan buah impor yang berkelas dunia...hmmh...



Ngomong-ngomong tentang manggis. Si hitam bluwek ini juga memiliki nama lain, yaitu The Queen of Fruit. Konon menurut sejarahnya, dahulu Ratu Victoria dari Kerajaan Inggris Raya sangat menyukai buah ini. Di sekitar tahun 1800-an beliau pernah menyelenggarakan semacam sayembara yang berhadiah sejumlah uang, bila ada orang yang dapat membawakan buah manggis kepadanya. Untuk membuktikan bahwa buah yang lezat ini benar-benar ada, dan bukan sekedar legenda.

Di Indonesia sendiri, dan di beberapa Negara Asia Tenggara, buah manggis telah dikenal sejak ratusan tahun lalu. Bahkan kulitnya telah dibuat menjadi obat sakit perut, dan sebagai bahan pewarna kain. Ada beberapa jenis manggis yang semuanya masuk dalam keluarga besar Garnicia Mangostana, dan masing-masing memiliki rasa yang lezat dan agak eksotis…hmmh…Buah rasa eksotis…pasti wooow banget , ya ?

Sambil menimang-nimang si Buah Manggis ini saya merenung. Sungguh berbeda antara kulit luarnya yang berwarna ungu kehitaman dan agak bluwek dengan bagian dalamnya yang putih dan manis. Orang tidak mudah jatuh hati pada tampilan luarnya yang tidak menarik. Tetapi sekali mencoba mencicipi manggis, bahkan seorang ratu Victoria yang telah memiliki segalanya pun langsung jatuh hati dan tergila-gila…ahaa…

Saya jadi bercermin dengan kehidupan kita sendiri. Kita, dengan keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang kita miliki, seringkali menilai orang dan lingkungan hanya dari tampilan luarnya. Kita hanya melihat sisi luar yang hitam bluwek, dan tidak terkesan untuk mengetahui lebih dalam tentang isinya. Kita cenderung berprasangka , bila melihat sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan kita.

Padahal kalau kita mau belajar dari sebuah manggis…justru di dalam kulit hitam ungu bluweknya itu terkandung khasiat dan manfaat bagi orang banyak. Seandainya sajaaaaa….kita mau belajar sedikit dari guru kehidupan yang sederhana ini…

Jakarta, 6 Agustus 2011

Salam hangat,

Ietje S. Guntur

Special note :
Terima kasih atas persahabatan sahabat-sahabat manggisku…sepintas kalian memang agak aneh, unik, bahkan mungkin dianggap gila…Tapi perjalanan dan waktu telah membuktikan, bahwa kalian adalah sahabat-sahabat terbaik yang pernah aku miliki…terima kasih Kuri, Kenyot, Tektek, Kilil, Nonce, Irma, Rius, mb Tari-Jogya, Adith-Kun-Tyo-mas Dwi-mas Hamid Ho, Nia, Indra and the SDM Global family…sahabat-sahabat SMANSAku…Vera-Ninin-Ully-Tiur-Ellina-Erina-Linda-Douglas-Kunek-Manal-Todo-Iwan-Jonner-Zul…sahabat TK dan SD… Erna-Dahlia-Tuti-Lolly…sahabat Arisan yang tak pernah ditarik…Neno-Koko-Eyang Nuki-Mb Nuke-Ndaru-Mas Bugo-Apin-RI 1…Juga…sahabat-sahabat kecilku di Padang Sidempuan… Hamdan, Anwar, Tuti..dan geng belakang rumah yang mengajari aku cara menyinggat buah manggis…Pokoknya semua-mua dech…yang mewarnai hidupku seperti kulit manggis yang bluwek..hehehe…I love U Allz…

♥♥

Ide :
1. Manggis adalah buah hutan yang kulitnya berwarna ungu tua kehitaman, dengan isi yang putih dan berasa manis.
2. Dulu manggis tumbuh liar di kebun, dan di hutan-hutan. Pohonnya tinggi, buahnya sebesar bola tennis atau agak kecil sedikit.
3. Semasa aku masih kecil, ada pohon manggis di halaman belakang rumah, berhimpitan dengan pohon buah lain, seperti langsat dan kwini. Buah manggis selain dimakan buahnya, juga sering dipakai sebagai mainan tebak-tebakan. Tampuk manggis konon menunjukkan jumlah pasi di dalam buahnya.
4. Dulu kulit manggis suka direbus untuk obat sakit perut tradisional. Ternyata belakangan, kulit manggis ini diyakini dan telah diteliti, sebagai anti oksidan yang luar biasa. Malah penderita kanker dan HIV AID dapat disembuhkan dengan jus kulit manggis ini.
5. Nyatalah...bahwa buahh yang hitam legam dan tidak indah dipandang memiliki manfaat yang luar biasa.
6. Apa yang bisa kita pelajari dari buah manggis ini ?
7. ...( Istirahat dulu aach...di FX niiih...03/08/2011 11:05:46)