Minggu, 26 September 2010

Art-Living Sos 2010 (A-9 Kolang-kaling

Dear Allz….

Apakabar sahabatku semua ? Semoga sehat-sehat, ya…Bagaimana dengan aktivitas di hari raya kemaren ? Ada yang ikutan mudik ? Ada yang tetap tinggal di kotanya masing-masing ? Ada yang masih di kampung halaman ? Alhamdulillah….di mana pun kita berada, yang penting hati kita ada di situ…sehingga semua terasa menyenangkan dan menenteramkan….Bahagia itu konon bukan dari tempat kita berada, tetapi dari hati yang menikmati suasana…hmm….

Mumpung sekarang masih dalam suasana lebaran dan hari raya, barangkali lebih asyik kalau kita ngobrol yang ringan-ringan saja. Seputar lebaran, atau pun seputar kenangan tentang lebaran.

Saya punya secuplik cerita…tentang hidangan yang sering hadir menyelinap di hari-hari bulan Ramadhan, dan juga di hari-hari gembira pada saat lebaran. Dialah si Kolang-kaling, buah bening yang bisa beralihrupa aneka warna.

Tanpa berpanjang kata, saya kirimkan hidangan teranyar untuk sahabat semua. Semoga hidangan saya kali ini cukup menyegarkan…dan menjadi santapan yang dapat dinikmati sambil bersantai bersama keluarga….

Oya, kalau mau mencoba….saya juga menyertakan sedikit resep untuk membuat manisan kolang-kaling…

Semoga berkenan…

Jakarta, 14 September 2010
Salam hangat,


Ietje S. Guntur

- di kantor….sambil menunggu hujan dan badai mereda di seputar bundaran HI…


♥♥♥








Art-Living Sos 2010 (A-9
Selasa, 14 September 2010
Start : 14/09/2010 11:11:50
Finish : 14/09/2010 15:46:09



KOLANG-KALING...

Bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri baru saja berlalu. Saya masih sibuk berbenah rumah yang sempat amburadul selama masa lebaran. Iyalah...namanya juga kumpul keluarga, sudah pasti semua tempat dan celah diisi dengan kehangatan acara. Ada wilayah yang tetap rapi, tapi ada kawasan di dalam rumah yang malah jadi berantakan tidak karuan....hehehe....Tapi saya bahagia, karena artinya rumah saya masih memiliki kehangatan dan kasih sayang yang melimpah di setiap sudutnya.

Sambil berberes, saya pun memeriksa isi kulkas dan lemari. Mencari-cari sisa hidangan hari raya yang masih layak santap...heh heh...Ada rendang daging, yang memang tahan awet . Ada semur lidah, yang tinggal sekerat. Ada juga kue bolu yang tinggal beberapa potong. Dan ohooooo...ada manisan kolang-kaling, yang tak pernah absen dalam setiap acara lebaran. Eeeheemm... lebaran kemaren ini si Kolang-kaling pun hadir dan berkolaborasi dengan bahan lainnya , menjadi minuman lezat yang menyegarkan.

Saya intip di dalam stoples penyimpannya, masih ada kurang lebih setengah bagian. Manisan kolang-kaling yang saya buat dua hari sebelum hari raya tampak berkilau dengan warna merah jambon dari sirup yang merendamnya....hmm...jadi ngiler juga nih. Mumpung masih libur...mumpung siang panas terik, saya mau membuat minuman segar dulu ya....hehehe...

Jadi deh, saya ambil beberapa butir buah kolang-kaling yang sudah terasa manis, ditambahi dengan biji selasih yang berwarna hitam, dituangi sirup merah jambon manyala, dan ditaburi pecahan es batu....glllhh....Saya duduk santai di ruang tamu, menikmati seteguk demi seteguk es sirup dan buah kolang-kaling yang kenyal-kenyal... rasanya segaaar sekali...aaaccch.....sedaaappp ....



Ngomong-ngomong soal manisan buah kolang-kaling ini, saya jadi ingat masa kecil saya ketika orangtua saya bertugas di kota Tanjung Balai, Asahan. Di kota yang terletak di tepi sungai Asahan ini buah kolang-kaling termasuk buah yang cukup banyak dijajakan pada bulan puasa dan dibulan liburan lainnya. Banyak pedagang, terutama dari etnis Tionghoa menjual manisan kolang-kaling berwarna merah jambon atau hijau manyala di dalam stoples yang mengundang mata untuk berhenti dan mencicipinya.

Saya yang biasanya kurang suka jajan, tapi melihat buah kolang-kaling yang besar dan menggiurkan ini, mau tak mau tergoda juga. Jadinya, hampir seluruh uang saku saya yang diperoleh dari upah membantu orangtua ( hihiiii...nanti saya ceritakan di lain episode, ya...) habis untuk jajan buah kolang-kaling. Ibu saya , yang biasanya rajin membuat penganan untuk jajanan anak-anaknya , yang sedang dalam masa pertumbuhan dan doyan apa saja, mulai merasa was-was. Akhirnya, beliau pun turun tangan dan membuat sendiri manisan kolang-kaling untuk kami santap setiap hari...heh heh...

Salah satu resep manisan kolang-kaling yang saya peroleh dari ibu saya cukup praktis prosesnya. Caranya begini : pilih buah atap atau kolang-kaling yang besar dan jernih, tanpa biji atau mata yang masih menempel. Kemudian buah kolang-kaling atau buah atap dicuci bersih, boleh juga direndam dengan air cucian beras. Setelah itu direbus hingga matang, dan ditiriskan hingga benar-benar kering tanpa uap air. Setelah dingin, buah kolang-kaling ini dimasukkan ke dalam stoples selapis, kemudian ditaburi gula pasir. Setelah itu dimasukkan lagi buah kolang-kaling, dan dilapisi lagi dengan taburan gula pasir .

Begitu berlapis-lapis hingga hampir menutupi stoples. Jangan terlalu penuh, karena kolang-kaling akan mengeluarkan air. Bila ingin kolang-kaling berwarna, beri tetesan pewarna cair sedikit pada bagian atas. Tutup rapat dan masukkan ke dalam lemari pendingin atau kulkas. Biarkan selama 2 x 24 jam, tanpa dibuka, hingga kolang-kaling tampak berkilat karena rembesan gula pasir dan manisan sudah dapat disantap. Kata ibu saya, selama proses perembesan gula ini, manisan tidak boleh dibuka karena oksidasi dari udara dapat menyebabkan timbulnya jamur atau gagalnya proses pengawetan . Saya sih nurut-nurut saja, dan sejauh ini, saya sudah sukses membuat manisan kolang-kaling dengan cara tersebut selama bertahun-tahun...hehehehe...



Hmmh...cerita tentang kolang-kaling tidak berhenti hingga di situ. Sekarang, kolang-kaling atau nama Latinnya adalah Arenga Piruiata MERR yang merupakan salah satu anggota famili Falmaceae sudah menjadi komoditi ekspor yang diperhitungkan. Nah....

Sekilas tentang buah kolang-kaling barangkali bisa mengungkapkan betapa perjalanannya untuk hadir menjadi hidangan istimewa di bulan puasa dan hari-hari raya. Buah kolang-kaling ini berasal dari tandan buah yang muncul dari tengah pohon yang termasuk golongan pohon palma mirip dengan pohon kelapa .

Sejauh yang saya ketahui, pohon kolang-kaling adalah pohon yang unik dan banyak gunanya . Selain buahnya yang diproses menjadi makanan, daunnya juga dapat dianyam untuk dibuat atap atau dinding. Selain itu juga hasil ijuk dari helai seludangnya juga dapat dibuat sisipan atap atau sebagai penahan getaran pada bangunan-bangunan dan keperluan konstruksi jalan raya . Ijuk juga bisa dibuat sapu, sikat dan lainnya. Itu sebabnya di beberapa daerah, pohon yang punya banyak nama seperti pohon aren, enau atau kawung ini juga disebut pohon buah atap. Masih ada lagi. Nira dari pohon enau ini pun bisa dibuat gula, yang dikenal dengan nama gula aren yang berwarna coklat keemasan.

Proses untuk menjadikan buah kolang-kaling menjadi buah bundar yang tipis pun tidak semudah memetik kelapa. Tapi ada proses yang agak rumit dan harus membutuhkan ketekunan. Buah yang tumbuh di tandan buah, dibakar terlebih dahulu agar kulitnya mengelupas. Kulit buah kolang-kaling ini mengandung bulu-bulu halus dan sejenis getah yang membuat kulit menjadi gatal bila tersentuh. Itu sebabnya buah ini harus dibakar untuk menghilangkan unsur yang membuat gatal. Buah kolang-kaling berbentuk lonjong, dan didalamnya ada biji buah yang tipis. Biji buah yang berwarna keruh ini bila sudah dibakar akan menjadi berwarna bening. Biji buah yang bening inilah yang diolah menjadi berbagai jenis makanan, terutama manisan kolang-kaling.

Tak hanya di hari raya saja buah kolang-kaling ini menghiasi meja hidangan dan memeriahkan acara. Di berbagai daerah di Indonesia, pada saat bulan puasa, atau pun dibulan-bulan lainnya, buah kolang-kaling sering juga dicampurkan ke dalam masakan kolak pisang atau pun kolak ubi dan singkong. Dengan cita rasa yang netral, rasa kenyal-kenyil buah yang mirip agar-agar ini membuat sensasi rasa yang berbeda dan menambah selera.

Berbentuk bulat, yang kadang dipotong kecil-kecil tipis, buah kolang-kaling bisa tampil sebagai pendamping, sekaligus penghias di dalam berbagai hidangan yang disajikan. Kolak, es campur, es buah, dan aneka minuman lainnya sungguh sedap bila ditambahkan kolang-kaling. Bahkan dimakan begitu saja sebagai manisan kolang-kaling pun tetap enak dan mengenyangkan.

Belakangan, popularitas kolang-kaling semakin meningkat. Tak hanya di negeri sendiri, yang memiliki area kebun dan hutan enau terluas di kawasan Asia Tenggara. Saya pernah menemukan, makanan dalam kemasan kaleng yang bahan dasarnya adalah kolang-kaling. Dan mirisnya, buah kalengan itu ternyata made in negara tetangga yang konon tak memiliki lahan luas untuk perkebunan atau hutan enau . Halaaah...

Ini seperti kata pepatah lama : “kambing punya susu, lembu punya nama“...dan sekarang dalam kaitannya dengan kolang-kaling : “Indonesia punya enau dan kolang-kaling , negara jiran yang punya nama”...hikss...

Selama ini kita memang kurang menghargai hasil bumi sendiri, kurang menghargai sumber daya yang kita miliki. Namun ketika bangsa lain mengambil alih dan meningkatkan daya jualnya, maka kita pun ribut berteriak-teriak. Ketika kita hanya menghargai kolang-kaling di bulan Ramadhan dan pada saat hari raya, orang lain dapat menghargainya sepanjang tahun dan memetik devisa dari perdagangannya . Sungguh ironis....



Menyantap kolang-kaling yang manis segar, saya merenung...

Dari buah sederhana yang kehadirannya dinanti setiap tahun dan menyemarakkan hari-hari besar, kita bisa belajar satu hal. Sederhana itu biasa, tetapi justru kesederhanaan itulah yang membuatnya menjadi istimewa.

Seandainya saja kita bisa menghargai hal-hal sederhana di sekitar kita, dan meningkatkan harkatnya dengan memanfaatkan potensi yang sudah kita miliki sejak semula. Maka kita tidak sekedar menjadi kaya, tetapi kita pun akan lebih bermanfaat dan menjadi lebih mulia...

Semoga saja....

♥♥


Jakarta, 14 September 2010

Salam hangat,


Ietje S. Guntur


Special note :
Terima kasih untuk Mama yang menjadi inspirasi tulisan ini...juga encik penjual manisan di Tanjung Balai yang mengajarkan ilmu berdagang kepada saya...thanks untuk semua kenangan yang membangkitkan semangat....


♥♥♥

Tidak ada komentar: