SETELAH BERADA DI PUNCAK....
Ide itu tiba-tiba melintas di kepala saya. Setelah berada di puncak, kita terus mau kemana ? Iya...ya...mau kemana ?
Duluuuu....ketika saya masih remaja, ketika saya sedang gila-gilanya naik gunung , seorang kerabat pernah bertanya : “Ngapain kamu naik-naik gunung begitu ? Kalau sudah di atas, terus mau ngapain? Turun lagi ? Laaah...ngapain naik-naik ke puncak gunung, kalau nanti toh akan turun lagi.”
Begitu berulang kali...
Nah, itulah dia...
Proses mencapai puncak, adalah proses perjuangan yang kadang tidak terpikirkan oleh kita. Walaupun sudah berkali-kali menjalani proses yang sama, tetapi setiap kali selalu ada perbedaan dalam prosesnya. Hari ini proses itu agak mudah dan tidak banyak halangan. Besok proses itu lebih sulit dan banyak kendala. Lusa proses itu lebih sulit lagi, dan nyaris tidak terlampaui. Kadang malah terbalik, hari ini sulit tetapi semakin lama semakin mudah dan tidak ada halangan.
Itulah yang saya dapatkan dalam setiap proses mencapai puncak. Kita yang harus bergerak ke titik tinggi yang kita tentukan. Kita yang harus berusaha untuk mencapai tujuan. Tidak bisa dibalik...titik tujuan itu yang datang menghampiri kita...
Seorang pendaki gunung, adalah seseorang yang tangguh. Tidak manja. Dia mandiri, sekaligus dapat bekerjasama di dalam sebuah tim. Ada kalanya dia harus berjuang sendiri, merayap-rayap atau bergelantung. Tapi ada saatnya, berpegangan tangan, saling mengulurkan tali pertolongan adalah satu-satunya cara untuk selamat dan tiba di puncak. Di dalam proses ini, semua ego harus dilebur.
Kemandirian tak berarti kesendirian. Kerjasama kelompok, saling dukung dan saling bantu, adalah proses perjuangan yang butuh kerendahan hati. Satu untuk semua, dan semua untuk satu, adalah salah satu filosofi para pendaki gunung. Keberhasilan satu orang, tanpa dukungan kelompoknya, tidak kan terjadi. Begitu pula, keberhasilan kelompok, adalah juga keberhasilan kita juga. Satu perjuangan. Satu rasa.....yang “gimana gitu” tadi...
Seyogyanya perjalanan ke puncak gunung itu tidak semata-mata perjalanan fisik, membawa langkah kaki dan memanggul perlengkapan untuk bertahan hidup. Perjalanan ke puncak gunung adalah sebuah perjalanan batin. Perjalanan ujian. Yang membuat hidup ini semakin kaya, dan selalu bersyukur... karena masih memperoleh kesempatan untuk belajar dan meng-alam-i...Karena masih memperoleh kesempatan untuk menguji diri...menjadi lebih kuat dan mandiri...
Yang menjadi pertanyaan : Setelah berada di puncak, kita mau ke mana ? Kita mau ngapain ?
Semoga saja...
Jakarta, 20 Juli 2009
Salam hangat,
Ietje S. Guntur
Special note : thanks untuk semua sahabat gunung...di mana pun berada...Kenapa gw tiba-tiba jadi ingat Othniel, Bima, Haar, Herry, Kancil, Anton, Iskandar, Ade, Chairal, teman-teman di Pramuka Bhayangkara (Medan)...woooww...campur aduk semua deeh... thanks buat spiritnya yaaachhh...Masih kuat mendaki gunung lagi gak ??? hehe...
Finish : 20/07/2009 9:21:41